Rabu, 16 Oktober 2013

MAKALAH POLIMER KARET DAN NILON


TUGAS TERSTRUKTUR
MAKALAH KIMIA DASAR II
“POLIMER KARET DAN NILON”








Oleh :
Risqiyatul Jannah
A1M012016




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Polimer Karet Alam dan Nilon” untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliyah Kimia Dasar II.
Saya telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.  Namun, sayai juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini yang kurang berkenan di hati para pembaca.  Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.Amin.















Purwokerto, 13 Juni 2013


Penulis,           


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Polimer, merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis.Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang konsep-konsep dasar polimer, guna dapat memahami dan mengembangkan ilmu polimer.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang  elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industry lainnya.
Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion.
Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer .
Karet dan nilon sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu dalam makalah ini akan mengulas contoh polimer alami dan buatan, yakni karet dan nilon.


B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :
1.   Apa yang dimaksud dengan polimer?
2.   Apayang diketahui dan contohnya tentang karet alam?
3.   Apa yang diketahui dan contohnya tentang nilon?

C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.   Memberi penjelasan tentang polimer
2.   Mengetahui tentang karet alam
3.   Mengetahui tentang nilon


D.    MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini:
1.   Mempertajam analisa penulisan.
2.   Memahamibagaimana cara penulisan makalah
3.   Mengetahui isi tentang karet alam dan nilon


BAB II
PEMBAHASAN

A.        POLIMER
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekl yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Polimerisasi adalah reaksi pembentukan rantai polimer organik yang panjang dan berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain dari polimerisasi adalah polimerisasi membuka cincin yang serupa dengan polimerisasi rantai. Polimer alamiah mencakup protein seperti sutera,enzim dan serat otot. polimer disebut juga makromolekul. Polimer adisi contohnya: polietilena, teflon, PVC, PVA dan PMMA. Polimer kondensasi contohnya :nilon, kevlar, silicon rubber, dan poliester.
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
1.      Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
No
Polimer
Monomer
Polimerisasi
Contoh
1.
Pati/amilum
Glukosa
Kondensasi
Biji-bijian, akar umbi
2.
Selulosa
Glukosa
Kondensasi
Sayur, Kayu, Kapas
3.
Protein
Asam amino
Kondensasi
Susu, daging, telur, wol, sutera
4.
Asam nukleat
Nukleotida
Kondensasi
Molekul DNA dan RNA (sel)
5.
Karet alam
Isoprena
Adisi
Getah pohon karet

2.      Polimer sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia
No
Polimer
Monomer
Terdapat pada
1.
Polietena
Etena
Kantung, kabel plastik
2.
Polipropena
Propena
Tali, karung, botol plastik
3.
PVC
Vinil klorida
Pipa paralon, pelapis lantai
4.
Polivinil alcohol
Vinil alcohol
Bak air
5.
Teflon
Tetrafluoroetena
Wajan atau panci anti lengket
6.
Dakron
Metil tereftalat dan etilena glikol
Pipa rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
7.
Nilon
Asam adipat dan heksametilena diamin
Tekstil
8.
Polibutadiena
Butadiena
Ban motor
9.
Poliester
Ester dan etilena glikol
Ban mobil
10.
Melamin
Fenol formaldehida
Piring dan gelas melamin
11.
Epoksi resin
Metoksi benzena dan alcohol sekunder
Penyalut cat (cat epoksi)



B.        KARET
1.      Deskrispsi
Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae).
Karet alam berasal dari pohon Para  (Hevea brasiliensis). Struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut : 
                     Divisi:  Spermatophyta 
                     Subdivisi: Angiospermae 
                     Kelas: DicotyledonaeOrdo: Euphorbiales 
                     Famili: Euphorbiaceae 
                     Genus: Hevea  
                     Spesies: Hevea brasiasiliensis
Pada dasarnya karet tidak hanya dapat diperoleh dari pohon Para (Hevea brasiliensis) namun oleh karena pohon Para merupakan tanaman yang paling banyak ditanam khususnya ditanam di kawasan Asia Tenggara yang notabene merupakan kawasan penghasil karet alam terbesar dunia maka pohon Para identik dengan Pohon Karet. Selain pohon Para , ada juga pohon – pohon jenis lainya yang dapat menghasilkan lateks.

2.      Karakteristik
Karet alam memiliki sifat-sifat unggul dan sifat-sifat yang lemah sbb :
1.            Karet alam bersifat keras dan elastis, tetapi akan melunak dan lengket bila berada pada suhu yang tinggi dan mengeras dan padat pada suhu rendah.
2.            Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat jenis 0,91-093
3.            Spesifik gravity nya 0.915.
4.            Memiliki daya elastisitas tinggi.
5.            Memiliki ketahanan terhadap daya gesek dan kekuatan tensil rendah.
6.            Tidak dapat larut dalam air, acetone, alkali.
7.            Larut dalam larutan  ether, carbon disulphide, carbon tetrachloride, turpentine dan minyak tanah.
8.            Bila karet alam divulkanisasi akan memiliki sifat-sifat seperti tabel dibawah.
9.            Vulkanisasi karet alam dilakukan dengan memanaskan karet alam dan dicampur dengan (5%-8% belerang), zinc oxide (5%) dan accelerator (0.5%-1%) pada suhu 400-440 Kelvin sekitar setengah jam. Semakin banyak belerang / sulfur ditambahkan maka karet akan semakin keras.
Karet Alam
Karet Alam Yang telah Di Vulkanisasi
Lunak dan lengket pada suhu tinggi
Keras dan tidak lengket pada suhu tinggi
Kekuatan tensil rendah dan tidak kuat 
Kekuatan tensil tinggi dan kuat
Daya pegas rendah
Daya pegas tinggi
Hanya dapat digunakan pada temperatur 10 to 60 derajat celcius.
 Dapat digunakan pada temperature dari  (minus)   -40  sampai 100  derajat Celcius
Resisten terhadap Abrasi Rendah
Resisten Terhadap Abrasi Tinggi
Menyerap Banyak Air
 Menyerap Sedikit Air
 Dapat cair di larutan ether, carbon disuphide, carbon tetrachlo ride, petrol  dan turpentine
Tidak dapat dilarutkan pada larutan biasa

3.      Varietas Tanaman Karet
Nama Spesies
Nama Panggilan
Area Distribusi
Castilloa elastica Sessé
Dan Solidago
Pohon Karet Panama (Panama Rubber tree)
AMERICA (Mexico; Central America; Western South America)
Tumbuh di daerah Tropis.
Ficus vogelii (Miq.) Miq.
Pohon Karet Afrika Baret
(West Africa rubber tree)
AFRICA (Macaronesia; Northeast Tropical Africa; East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa; South Tropical Africa; South Africa; Western Indian Ocean)
Funtumia africana (Benth.) Stapf
Pohon Karet Lagos silk
(Logos silk rubber tree)
AFRICA (East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa; South Tropical Africa)
Hevea brasiliensis (Willd. ex Adr. Juss.) Muell. Arg.
Pohon Karet/ Pohon Para (Rubber tree)
SOUTHERN AMERICA (Brazil; Bolivia; Colombia ; Peru) SOUTHEAST ASIA (Thailand,Indonesia,Malaysia,Vietnam,Laos,Combodia,Philipine)
INDIA , CHINA
Holarrhena floribunda (G. Don) Durand & Schinz
Pohon karet False (False rubber tree)
AFRICA (West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa)
Funtumia elastica dan Landolphia kirkii
-
AFRICA (Northeast Tropical Africa; East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa)
juga ditanami di daerah lain.
Ficus elastica
Tanaman Karet India (Indian rubber plant )
ASIA-TROPICAL(India; China; Malaysia,Coastal Sothern California)
widely cultivated elsewhere
Parthenium argentatum
Guayule
NORTHERN AMERICA
(South-Central U.S.A.; Mexico)
Palaquium gutta dan
Palaquium oblongifolia
Gutta-Percha
Malaysia, South Pacific and  South America
Taraxacum koksahgyz  and
Taraxacum officinale
Russian dandelion
ASIA-TEMPERATE
Former Soviet Union; China
Source: UNCTAD secretariat (Links: USDA, NRCS. 2005. The PLANTS Database, Version 3.5. Data compiled from various sources by Mark W. Skinner. National Plant Data Center, Baton Rouge, LA 70874-4490 USA).

4.      Jenis dan Manfaat Karet Alam
a.       Karet Alam Konvensional
Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala. Jenis-jenis karet sebagai berikut :
1.         Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
2.         White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan tipis.
3.         Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.
4.         Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
5.         Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.
6.         Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.
7.         Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam
8.         Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.
9.         Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaran-lembaran RSS yang tidak bagus penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.
b.      Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
c.       Karet bongkah (block rubber)
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
d.      Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini
e.       Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya.
f.       Karet reklim (reclaimed rubber)
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet reklim dalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya


C.          NILON
1.   Sejarah Nilon
Nilon merupakan suatu keluarga polimer sintetik yang diciptakan pada 1935 oleh Wallace Carothers di DuPont. Produk pertama adalah sikat gigi ber-bulu nilon (1938), dilanjutkan dengan produk yang lebih dikenal: stoking untuk wanita pada 1940. Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida (PA). Nilon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetik pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air, dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang.
Bahan ini ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk menggantikan sutra sebagai bahan parasut setelah Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II pada 1941, yang menyebabkan stoking sulit diperoleh sampai perang berakhir.

2.   Deskripsi Nilon
Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . elemen kimia termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen . Akhiran numerik menentukan jumlah karbon yang disumbangkan oleh monomer-monomer, sedangkan diamina pertama dan kedua diacid. Varian yang paling umum adalah nilon 6-6 yang mengacu pada fakta bahwa diamina ( heksametilena diamina , IUPAC Nama: heksana-1 ,6-diamina ) dan diacid ( asam adipat , IUPAC Nama: asam hexanedioic ) masing-masing menyumbangkan 6 karbon untuk rantai polimer. Seperti biasa lainnya kopolimer seperti poliester dan poliuretan , terdiri dari satu monomer masing, sehingga mereka bergantian dalam rantai tersebut. Karena setiap monomer dalam kopolimer ini memiliki sama kelompok reaktif pada kedua ujungnya, arah dari ikatan amida membalikkan antara masing-masing monomer .Di laboratorium, nilon 6-6 juga dapat dibuat dengan menggunakan klorida adipoyl bukan adipat.
Nilon 5.10, terbuat dari pentamethylene diamina dan asam sebasat, dipelajari oleh Carothers bahkan sebelum nilon 6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih mahal untuk membuat. Sesuai dengan konvensi penamaan, “nilon 6,12″ (N-6, 12) atau “PA-6, 12″ adalah kopolimer dari 6C diamina dan diacid 12C. Demikian pula untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll nilon lain meliputi asam dikarboksilat dikopolimerisasi / diamina produk yang tidak didasarkan pada monomer yang tercantum di atas. Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi dengan penambahan diacids seperti asam tereftalat (→ Kevlar , Twaron ) atau asam isoftalat (→ Nomex ), lebih umumnya terkait dengan poliester. Ada kopolimer dari, N-6 6/N6; kopolimer N-6, 6/N-6/N-12, dan lain-lain. Karena cara poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan terbatas pada bercabang, rantai lurus. Tapi “bintang” nilon bercabang dapat diproduksi oleh kondensasi asam dikarboksilat dengan poliamina memiliki tiga atau lebih gugus amino .

3.   Karakteristik Nilon
a.       Sifat Nilon
·      Variasi kilau: nilon memiliki kemampuan untuk menjadi sangat berkilau, semilustrous atau membosankan.
·      Durabilitas: serat yang tinggi keuletan digunakan untuk sabuk pengaman, ban tali, kain balistik dan penggunaan lainnya.
·      Elongasi tinggi
·      Ketahanan abrasi yang sangat baik
·      Sangat tangguh (kain nilon yang panas-set)
·      Membuka jalan untuk memudahkan perawatan pakaian
·      Resistensi tinggi terhadap serangga, jamur, hewan, serta bahan kimia cetakan, jamur, membusuk dan banyak
·      Digunakan dalam karpet dan stoking nilon
·      Mencair bukan terbakar
Transparan terhadap cahaya inframerah (-12dB)
b.      Parameter Nilai
·         Titik lebur 363-367oF
·         Kekerasan rockwell 106
·         Konduktivitas termal 2,01 BTU di/fthoF
·         Panas laten difusi 35,98 BTU/lb
·         Koefisien ekspansi linier 5,055 x 10-5 /OF
·         Kekuatan tarik pada hasil 4496-4786 psi
·         Koefisien gesekan 0,10-0,30
·         Kepadatan 1,15 g/cm3
·         Konduktivitas listrik 10-12 S/m

4.   Reaksi Pembuatan Nilon
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Pembuatan Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Monomer yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.

5.   Aplikasi Penggunaan Nilon
a.             Industri Benang
Dengan ketahanan tarik tinggi kekuatan, kelelahan dan ketangguhan, satu aplikasi utama untuk nilon 6 adalah dalam pembuatan benang industri. Adhesi unggul untuk karet membuat sebuah media yang ideal untuk memproduksi kain ban kabel, media untuk memperkuat bias-ply ban bus dan truk. Terlebih lagi, dapat dicampur dengan polietilena (PE), polimer lebih murah, untuk menghasilkan biaya rendah benang industri tanpa secara signifikan menurunkan kualitas produk akhir.
b.            Tekstil
Nylon 6 digunakan secara luas dalam industri tekstil untuk memproduksi kain non-woven.Kain yang terbuat dari nilon 6 adalah warna-warni dan ringan namun kuat dan tahan lama. Contoh pakaian :kemeja, gaun, Kaus kaki, Pakaian dalam wanita, Jas hujan, Pakaian Ski, Jaket, Pakaian renang, dll
c.             Penyerapan UV
Nylon 6 film plastik sering diproduksi dengan kapasitas serapan UV, sebuah properti yang bermanfaat signifikan dalam pengendalian penyakit virus menular .Industri lain yang menggunakan nilon 6 film untuk serapan UV yang meliputi rekayasa, medis, dan pertanian.
d.      Perlengkapan Rumah
Alas tidur, karpet, atap dan perkakas rumah lainnya.
e.             Peralatan Industri
Tali Ban, Pipa karet, Alat pengangkutan Dan Ikat pinggang di pesawat, Parasut, Dawai-Dawai Raket, Tali temali dan jaring, kantong tidur, kain terpal, tenda, benang, bulu sikat gigi.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer.
2.      Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah ban, , beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan.
3.      Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . elemen kimia termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen. Contoh aplikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk industri benang, tekstil, perlengkapan rumah, peralatan industry.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece-Mitchel. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Fessenden, Ralph J. 1986. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Pine, Stanley H. 1988.Kimia Organik II terbitan keempat. Bandung: Penerbit ITB.

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Suseno, Rs. Suwarti.1989. Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Bogor: Balai Penelitian Perkebunan Bogor.

Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press.Yogyakarta.

Zuhra, Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.




1 komentar:

  1. assalamualaikum mbak risqi, bisa minta petunjuk tentang polimer alam seperti polimer lateks, belinya dimana, dan tersedia dalam bentuk powder tidak? sy butuh untuk penelitian. trimakash

    BalasHapus