Selasa, 10 Juni 2014

RICE MILLING PLANT

I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada tahun 1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan laju peningkatan produksi dan areal panen (Kasryno et al., 2001). Sejak tahun 1994 Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan peningkatan impor.
Masalah besar petani adalah kehilangan hasil, mutu yang rendah dan harga yang fluktuatif yang cenderung tidak memberikan insentif kepada mereka sangat amat dirasakan dan perlu segera solusinya (Moehaimin-Sovan, 2002). Kehilangan hasil pasca panen masih tinggi yaitu mencapai 20,5% (Anonimus, 1995). Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh beras patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik.
Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi/perberasan di Indonesia. Peranan ini tercermin dari besarny jumlah penggilingan padi dan sebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.


B.     Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.             Untuk mengetahui mesin-mesin yang digunakan dalam pertanian terutama mesin penggilingan padi
2.             Untuk mengetahui proses pengolahan gabah menjadi beras




II.                TINJAUAN PUSTAKA

            Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto, 2001).
Penggilingan padi ikut menentukan jumlah ketersediaan pangan, mutu pangan yang dikonsumsikan masyarakat, tingkat harga dan pendapatan yang diperoleh petani dan tingkat harga yang harus dibayar konsumen serta turut menentukan ketersedian lapangan kerja di pedesaan.  Disamping itu, penggilingan padi dapat berperan sebagai saluran bagi penyebaran teknologi pertanian dikalangan petani.
            Industri penggilingan padi di Indonesia masih ada yang menggunakan teknologi yang sederhana.  Sebagai akibatnya, beras yang dihasilkan kualitas dan remendemen beras yang rendah.
            Secara umum mutu beras dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu mutu giling, mutu rasa dan mutu tunak, mutu gizi, dan standar spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji (misalnya besar, bentuk dan kebeningan beras). Mutu beras giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomis dari beras.  Mutu giling mencakup berbagai ciri, yaitu rendemen beras giling, rendemen beras kepala, persentase beras pecah, dan derajat sosoh beras. Sebagian besar beras yang beredar di beberapa daerah di Indonesia memiliki derajat sosoh 80 % atau lebih dan persentase beras kepala lebih besar dari 75 % dan mengandung butir patah kurang dari 30 %Salah satu kendala dalam produksi beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling. Hal ini dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan Kustianto, 1989).
            Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam system agribisnis padi/perberasan di Indonesia. Peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi dan sebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
            Dalam perkembangan nilai pengetahuan dan teknologi saat ini kita telah banyak mengenal macam-macam mesin baik dalam industri penggilingan padi mesin, pembersih gabah, pemecah kulit (paddy scaparation), penyosoh (polisher), dan ayakan beras (grader).
            Sistem penggilingan padi, baik ditinjau dari kapsitas giling, maupun teknik penggilingan akan berpengaruh terhadap mutu beras. Sistem penggilingan padi secara tidak langsung juga menentukan jumlah dan mutu hasil sampingnya, terutma bekatul dan menir. Penggilingan dengan kapasitas besar dan continue, umumnya menghasilkan beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi (63-67%). Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader, sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepala. Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi adalah mesin pemecah kulit/sekam, (huller atau husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator), mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), mesin pengayak bertingkat (sifter), mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung). Bila ditinjau dari kapasitasnya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP).
            Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan. Perbedaan lain yang lebih penting pada RMP dibandingkan dengan RMU terletak pada kapasitas gilingnya. RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang lebih besar daripada RMU yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam. Perbedaan kapasitas giling ini menjadi penting sebab akan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin-mesin penggiling. Untuk menggiling padi dengan jumlah dan lama waktu giling yang sama, akan dibutuhkan jumlah mesin berkapasitas giling kecil yang lebih banyak dibandingkan dengan mesin berkapasitas giling besar.
            .Penggilingan padi yang lengkap kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan. Beberapa proses yang terlibat dalam rice milling plant yaitu :
1. Sortasi 1
Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak kotoran yang terbawa seperti jerami, daun, batang, bahkan benda lain seperti batu dan pasir.. Alat yang digunakan dalam sortasi 1 adalah paddy cleaner yang berfungsi untuk memisahkan kotoran / benda asing yang   bercampur dalam gabah seperti jerami, jerami halus dan debu.
2. Pengeringan
Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara 25–30%. Pada musim hujan, kadar air padi berkisar antara 25-30%, sedangkan pada musim kemarau kadar air padi berkisar antara 21-25%. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak. Alat yang digunakan yaitu dryer.
3. Sortasi 2 (penggilingan)
Penggilingan gabah dimulai dengan proses pemecahan dan pengupasan kulit/sekam, dilanjutkan penyosohan beras pecah kulit (BPK) dan diakhiri dengan pemutuan (grading), sebelum dikemas dan dijual.
Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan dan melepaskan kulit gabah. Gabah yang diumpankan ke dalam mesin pemecah kulit biasanya tidak seluruhnya terkupas. Besar kecilnya persentase gabah tidak terkupas ini tergantung pada penyetelan mesin. Bagian yang tidak terkupas tersebut harus dipisahkan dari beras pecah kulit untuk diumpankan kembali kedalam mesin pemecah kulit. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemisah gabah dari beras pecah kulit, yang dapat menyatu atau terpisah dengan mesin pemecah kulit.
Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Penglupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Mesin yang digunakan pada proses ini disebut polisher. Penyosohan dilakukan untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras. Di samping membuang lapisan bekatul, pada proses ini juga dibuang bagian lembaga dari butiran beras.  Setelah itu, padi mengalami pengayakan yang terakhir pada paddy separator yang berfungsi memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit.



III.             METODE PRAKTIKUM

A.    Tempat Pelaksanaan
Kegiatan  Praktikum ini dilaksanakan di pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja.
B.     Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada Kamis,  5 Desember 2013. Untuk rombongan 1 berangkat dari kampus pukul 07.30 WIB tiba ditempat tujuan sekitar pukul 08.00 WIB dan kembali kekampus sekitar pukul  09.30 WIB.
C.    Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktikum ini adalah dengan membagi rombongan keberangkatan ke pabrik BULOG menjadi 2 rombongan yaitu rombongan 1 (mahasiswa itp kelas B) dan rombongan 2 (mahasiswa itp kelas A). Rombongan 1 berangkat pukul 7.30 WIB dengan menggunakan bus UNSOED sedangkan rombongan 2 berangkat pukul 10.0 WIB dengan menggunakan bus UNSOED juga. Bus UNSOED yang digunakan untuk keberangkatan ada 2 bus karena bus yang dipakai tidak terlalu besar dan peserta yang melaksanakan kunjungan ke pabrik BULOG relatif banyak sehingga peserta tidak berdesakan didalam bus. Saat tiba di lokasi praktikum peserta diarahkan oleh penggola pabrik memasuki pabrik untuk melihat proses produksi beras selain itu pengelola pabrik juga menjelaskan fungsi dari masing-masing alat yang ada dipabrik.
D.    Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi beras di pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja jenisnya bermacam-macam, dan mempunyai prinsip kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya. Alat-alat tersebut  dibeli dari PT. AGRINDO yang merupakan produsen mesin-mesin pertanian. Alat-alat yang ada rata-rata sudah lama dipakai sehingga fungsi kerjanya banyak yang sudah menurun, tetapi beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan proses peremajaan alat agar  fungsi kerjanya tidak terus menurun dan tidak mudah rusak (awet). Beberapa alat di pabrik BULOG tersebut seperti Paddy Cleaner,Produk Tank,  Bucket Elevator, Screw conveyor, Paddy Husker, Separator, Rice Whitening Abrassive, Rice Whitening Friction, dll. Dalam penggunaanya alat- alat tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan. Untuk kelompok kami akan lebih focus membahas alat-alat yang digunakan pada tahap 2 dan 3 yaitu :
Tahap 2            : Produk Tank, Bucket Elevator, Precleaner 2
Tahap 3            : Bucket elevator, Husker, Separator.

E.     Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum di pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja ini pertama-tama adalah peserta yang baru datang diarahkan pengelola pabrik memasuki pabrik untuk melihat proses produksi dan alat-alat yang digunakan untuk produksi, selain itu pengelola juga menjelaskan fungsi dan kegunaan dari masing-masing alat yang digunakan untuk produksi beras di pabrik BULOG.
Setelah itu peserta diarahkan menuju mushola pabrik untuk melakukan sesi diskusi bersama pengelola pabrik, dalam sesi diskusi tersebut pengelola menjelaskan lebih terperinci mengenai proses produksi dan alat produksi yang ada di pabrik BULOG. Pada sesi diskusi ini peserta diberi kesempatan bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas seputar proses produksi dan alat produksi yang ada di pabrik BULOG. Sesi diskusi ditutup dengan ucapan terimakasih dari pihak UNSOED  kepada pengelola karena telah meluangkan waktunya mendampingi peserta dan menjelaskan mengenai proses produksi dan alat produksi yang digunakan di pabrik BULOG, serta penyerahan plakat tanda terimakasih dari pihak UNSOED kepada pengelola pabrik. Kegiatan berikutnya adalah foto bersama peserta dengan pengelola pabrik. Kegiatan ini juga menutup acara praktikum ke pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian maupun seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras. Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah.
Diagram Alir Proses Penggilingan Padi Menjadi Beras
Penggilingan padi menjadi beras melewati beberapa tahapan, yaitu :
1.        Perontokan Padi
Perontokan padi dilakukan dengan alat rontogan, bertujuan untuk
melepaskan gabah dari tangkai nya dan juga memisahkan butiran padinya.
Sehingga nantinya akan didapatkan gabah kotor. Dan hasil yang tidak dipakai
berupa merang.
2.        Sortasi
Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan bagian-bagian yang tidak terpakai pada proses pengolahan beras yaitu berupa kotoran, kerikil, dan batu-batuan atau benda-benda asing lainnya. Sehingga hasil yang didapatkan pada proses sortasi ini berupa gabah bersih, atau keseluruhan hanya berupa gabah saja tanpa ada kerikil ataupun batuan lainnya.
3.        Penggilingan (Rice Milling)
Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan (lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg,Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi besar. Hasil yang dihasilkan dari proses penggilingan adalah beras pecah kulit.
4.      Penyosohan
Penyosohan berfungsi untuk memisahkan beras dengan dedak. Pada proses ini digunakan mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I),
mesin II (penyosohan II) yang terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet. Karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesam beras maka beras akan tesosoh; bahan yang digunakan adalah beras pecah kulit sehingga akhrinya akan dihasilkan beras sosoh, dedak (didapat dari mesin sosoh I), bekatul (mesin sosoh II). Bekatul akan langsung dipisahkan dengan aspirator.
5.      Grading
Proses grading bertujuan untuk memisah-misahkan beras kepala, beras patah dan menir. Bahan yang digunakan adalah beras sosoh dan alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); dan akan menghasilkan beras kepala, beras patah dan menir.
Titik kritis dari proses penggilingan padi menjadi beras tersebut adalah pada saat proses penyosohan beras pecah kulit, yang akan memperoleh hasil berupa beras giling, dedak dan bekatul. Beras giling yang diperoleh berwarna putih karena telah terbebas dari bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7% dari berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan maka makin putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras tersebut akan zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Mesin penggiling padi Bulog Purbalingga dapat dikatakan memadai karena terdiri dari komponen mesin, yaitu :
1.        Mesin Pembersih Gabah (Paddy Cleaner)
Berfungsi unuk memisahkan kotoran/ benda asing yang bercampur di dalam gabah. Setelah melalui mesin ini akan mengalami penyusutan berat yang besarnya sangat tergantung pada jumlah kotorannya.
2.        Mesin Pecah Kulit (Paddy Husker)
Berfugsi untuk mengupas kulit gabah. Pada mesin pecah kulit yang berkualitas baik, ratio pengupasan ditentukan antara 85-90% gabah sudah terkupas dan 10-15% gabah belum terkupas. Faktor lain yang dapat mempengaruhi rasio pengupasan adalah kualitas roll karet yang digunakan.
3.      Separator
Berfungsi untuk memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit. Dengan adanya separator maka daya tahan komponen utama pada mesin pemutih menjadi awet, karena proses pengelupasan kulit ari selama masih di dalam ruang pemutihan, murni, hanya berdasarkan pergesekan antar beras pecah kulit.
4.      Mesin Pemisah Batu (De-Stoner)
Berungsi untuk memisahkan batu yang bercampur dengan beras pecah kulit.
5.      Mesin Pemutih Batu (Abrassive)
Berfungsi sebagai pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan kulit ari beras yang menutup biji beras dari setiap pemutihan yang lebih dari satu pass. Dengan memakai mesin pemutih batu, disamping tingkat butir patah dapat ditekan pada presentase yang terkecil juga tingkat derajat sosoh diatur sejak dari fase ini. Sehingga untuk fase selanjutnya beban gaya gesek beras menjadi berkurang.
6.        Mesin Pemutih Besi (Friction)
Berfungsi sebagai pemutih akhir dari rangkaian proses pemutihan beras 2 atau 3 kali proses/ pass pemutihan/ penyosohan.
7.        Mesin Pengkilap (Rice Refiner)
Berfungsi untuk mencuci permukaan biji beras, dimana umumnya masih terdapat katul yang menempel. Beras yang dihasilkan oleh mesin ini selain secara visual tampak kilap (benih kaca) dan bila disimpan dapat bertahan lama.
8.      Mesin Pemecah Menir (Rice Sifter)
Berfungsi untuk memisahkan kandungan menir yang bercampur didalam beras kepala maupun beras patah.
9.      Mesin Pemisah Antara Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader)
Berfungsi untuk memisahkan beras kepala dari percampuran beras patah. Keberadaan mesin ini terutama diperuntukkan untuk membuat beras berkulitas ekspor/ super.
Namun secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam industry penggilingan padi dikelompokkan sebagai berikut:
a)        Mesin pemecah kulit/ sekam atau pengupas kulit/ sekam gabah kering giling (huskeratau huller)
b)        Mesin pecah gabah atau beras pecah kulit (brown rice separator)
c)        Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)
d)       Mesin pengayak bertingkat (sifter)
e)        Mesin atau alat bantu pengemasan



TAHAP  2
            Pabrik beras Bulog yang kami kunjungi memiliki beberapa alat yang tergolong ke dalam  tahap ke-2 pengolahan beras. Pada tahap ini terjadi proses yang meliputi penampungan gabah kering dari dryer, pengangkutan gabah menuju pre-cleaner, serta proses pembersihan kembali gabah yang telah dikeringkan. Tahap tersebut terdiri dari pengolahan pada alat berupa product tank, bucket elevator, dan pre-cleaner 2.
·         Product Tank
            Product tank yang digunakan pada pabrik beras Bulog yang kami kunjungi adalah product tank merk Agrindo tipe APT 5P. Alat ini berfungsi sebagai penampung gabah yang telah dikeringkan oleh dryer. Bahan yang memasuki product tank adalah gabah kering.
Ketika memasuki alat ini, gabah sudah dalam keadaan kering dengan kadar air sebesar 14%. Gabah yang berasal dari dryer disalurkan menuju product tank yang berupa tangki penampung dan akan dikeluarkan melalui sebuah lubang pada bagian bawah tangki. Gabah kering yang telah ditampung pada product tank akan dibawa ke atas melalui bucket elevator untuk disalurkan ke pre cleaner 2.
·         Bucket Elevator
            Bucket elevator berfungsi sebagai saluran yang membawa padi menuju pre cleaner 2. Menurut Brook (1971), beberapa bentuk bucket elevator merupakan sistem yang tepat untuk pengangkutan vertikal bahan lepas dengan melalui ketinggian yang terbatas.
Menurut Zainuri (2006), cara kerja bucket elevator dimulai dengan material curah (bulk material) masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada bagian bawah elevator (boot). Material curah ditangkap bucket yang bergerak, kemudian bahan dibawa ke atas oleh bucket. Setelah sampai pada roda gigi atas, material dikeluarkan ke arah corong keluar (discharge spout).
Kapasitas bucket elevator tergantung pada kapasitas masing-masing bucket, jarak antar bucket, dan kecepatan sabuk (belt) atau rantai yang membawa bucket. Sementara itu, kebutuhan daya dalam pengoprasian bucket elevator meliputi kebutuhan untuk mengangkut bahan, menggayung bahan masuk ke dalam bucket, memproses pengeluaran bahan, memindahkan keseluruhan udara, dan untuk menahan gesekan berlebih dalam bearing dan komponen bergerak lainnya (Panggabean, 2008).
Pada pabrik beras Bulog yang kami kunjungi, bucket elevator yang digunakan merupakan bucket elevator merk Agrindo yang tipe AE5 x 3,75 M dengan power 1,5 KW, 6 P, dan 220 V.
Dalam proses pengolahan beras, bahan yang memasuki bucket elevator  adalah gabah kering yang berasal dari product tank. Melalui bucket elevator gabah kering akan dibawa dari product tank dengan sebuah rangkaian perangkat yang membawa padi kering ke atas dan disalurkan ke pre cleaner 2.
·         Pre-cleaner 2
            Pre-cleaner 2 yang digunakan pada pabrik beras Bulog yang kami kunjungi adalah pre cleaner dengan merk Agrindo tipe APC 3 yang memiliki kapasitas 3000 kg dan power 2,2 KW.
            Pada pengolahan beras, gabah kering yang telah dibawa oleh bucket elevator disalurkan menuju pre cleaner 2. Pada alat ini gabah kering kembali dibersihkan dan dipisahkan dari pengotor berupa jerami, pasir, dan pengotor yang lebih besar dari ukuran gabah yang masih tertinggal pada gabah kering. Cara kerja alat ini hampir sama dengan cara kerja pre=cleaner pertama, namun dengan sistem yang lebih sederhana.
            Berdasarkan informasi yang dikutip dari BBP Mektan (2013), pada pembersihan awal akan dipisahkan benda-benda asing maupun gabah hampa yang memiliki ukuran atau berat jenis yang berbeda dengan gabah. Pada tahap awal kotoran yang ringan diisap dengan blower dan kemudian dikeluarkan melalui siklon, sedangkan kotoran yang berat akan dipisahkan dengan ayakan atau berdasarkan perbedaan berat untuk selanjutnya ditampung di dalam suatu tempat penampungan terpisah.
Tahapan proses pembersihan awal secara umum diawali dengan masuknya gabah ke dalam  pre-cleaner. Aliran pemasukan gabah umumnya diatur oleh suatu rol yang membuat aliran gabah merata dan lancar. Pada beberapa tipe pre-cleaner digunakan kipas pengisap (aspirator) untuk memisahkan debu dan kotoran ringan sebelum aliran gabah diayak. Bagian aspirator umumnya dilengkapi dengan tuas pengatur aliran udara dan siklon untuk memudahkan proses pembuangan debu dan kotoran yang dihisap. 
Aliran gabah selanjutnya masuk ke ayakan pertama yang memiliki ukuran lubang yang lebih besar daripada ukuran gabah. Pada ayakan ini kotoran (seperti tangkai padi, tali, dan benda lain) yang memiliki ukuran lebih besar daripada lubang ayakan akan tertahan, sedangkan gabah dan kotoran lain (seperti pasir, debu dan bendalain) yang sama atau lebih kecil dari gabah akan lolos pada ayakan ini. Kotoran yang tertinggal pada ayakan pertama akan disapu dengan sikat berputar menuju tempat penampungan. Gabah beserta kotoran yang tersisa yang melewati ayakan pertama akan masuk ke ayakan kedua.
Ayakan kedua memiliki lubang lebih kecil daripada ukuran gabah sehingga akan menahan gabah dan meloloskan kotoran-kotoran yang kecil ke suatu penampung di bawah ayakan. Gabah bersih akan ditampung dalam suatu wadah yang lain.
Setelah diproses dalam pre-cleaner 2, dihasilkan gabah bersih yang akan diangkut ke atas dengan bucket elevator untuk diolah pada husker dan menghasilkan gabah pecah kulit.






TAHAP 3
·         Husker
Pemecahan atau pengelupasan kulit bertujuan untuk melepaskan kulit gabah dengan kerusakan sekecil mengkin pada butiran beras. Bagian-bagian yang akan dilepaskan adalah palea, lemma dan glume atau keseluruhannya disebut sekam. Mesin yang dipakai adalah Husker.
Mesin Pengupas / pemecah kulit gabah (husker). Mesin ini membersihkan kulit gabah / sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit.  Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal. 
Mesin pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 - 500 mm dan lebar 120-500 mm.
Sebagian besar gabah yang dimasukan ke dalam mesin pemecah kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian kecil yang belum terkelupas. Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum terkelupas dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun sekam belum terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang belum terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk dimasukan kembali ke dalam mesin pemecah kulit.
Untuk mendapatkan kualitas pengupasan yang baik, yaitu efisiensi pengupasan yang baik adalah jika efisiensi pengupasan yang tinggi dan tingkat beras patah yang rendah, maka perlu dilakukan penyetelan mesin pemecah kulit secara tepat. Apabila mesin diatur untuk mendapatkan efisiensi pengupasan yang tinggi, biasanya tingkat kerusakan beras yang terjadi akan tinggi pula. Sebaliknya, apabila mesin diatur untuk mendapatkan tingkat beras patah yang rendah, biasanya efisiensi pengupasan yang dihasilkan akan rendah pula.
Ada dua prinsip pemecahan atau pengupasan kulit gabah yaitu mesin-mesin yang memakai prinsip pemecahan kulit dengan dua tegangan geser berlawanan yang disebut kelompok friksional, dimana dinding bahan penggesek memberikan gaya gesekan pada sisi-sisi gabah. Sedangkan yang memakai prinsip pemecahan dengan satu tegangan geser disebut kelompok sentrifugal. Pada kelompok sentrifugal , untuk menimbulkan tegangan geser yang cukup untuk pengupasan, gabah dibenturkan dengan kecepatan tinggi.
Mesin pengupas gabah ini umumnya di gunakan para petani dalam masa-masa panen. 
Cara kerja mesin pengupas sendiri penggilingan gabah menjadi beras sosoh, dimulai dengan pegupasan kulit gabah. Syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan digiling. Gabah kering giling berarti gabah yang sudah kering dan siap untuk digiling. Bila diukur dengan alat pengukur kadar air (moisturetester), kekeringan ini mencapai angka 14-14 ½ %. Pada kadar air ini, gabah mulaidigiling / dikupas kulitnya.
·         Separator
Mesin pemisah gabah (separator). Digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit mempunyai 3 tipe yaitu :
1)      Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada dibagian bawah papan luncuran.
2)      Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin-mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.
3)      Pemisah jenis layar / type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.
·         Bucket elevator
Bucket elevator merupakan mesin pemindah bahan yang bergerak pada arah vertikal yang banyak diterapkan pada industri. Bucket elevator yang menggunakan bucket dengan kapasitas terbatas diterapkan pada pemindahan bahan berupa muatan curah (bulk load) berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil, dan bongkahan. Jenis bucket yang digunakan pada bucket elevator ada tiga jenis berdasarkan jenis bahan yang dimuat, yaitu :
1.      Deep bucket
Sudut potong 65°, digunakan untuk bahan sangat kering dan mudah mengalir.
2.      Shallow bucket
Sudut potong 45°, digunakan untuk bahan yang mengandung uap air dan agak sukar mengalir.
3.      V-type bucket
Digunakan untuk material berat dan abrasi.



V.                SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Dalam praktikum ini dapat dismpulkan bahwa :
1.      Dalam proses penggilingan padi mesin-mesin yang digunakan adalah mesin pembersih gabah (Paddy Cleaner), mesin pecah kulit (Paddy Husker), separator, mesin pemisah batu (De-stoner), mesin pemutih batu (Abbrasive), mesin pemutih besi (friction), Mesin Pengkilap (Rice Refiner), Mesin Pemecah Menir (Rice Sifter), Mesin Pemisah Antara Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader).
2.      Proses pengolahan gabah menjadi beras melalui beberapa tahap, yakni Perontokan Padi, Sortasi, penggilingan, penyosohan, grading.



B.     Saran
Saat praktikum sebaiknya dijelaskan bagian tahap-tahap antar mesin agar praktikan mengerti. Selain itu sebaiknya praktikan harus mendengarkan denan baik saat dijelaskan proses penggilingan gabah  dan mengamati alat mesin penggiling gabah saat praktikum.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar