I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa
Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju
penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras
dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu mengalami
kenaikan. Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada
tahun 1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan
laju peningkatan produksi dan areal panen (Kasryno et al., 2001). Sejak tahun
1994 Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan
peningkatan impor.
Masalah besar petani adalah kehilangan hasil, mutu yang rendah dan
harga yang fluktuatif yang cenderung tidak memberikan insentif kepada mereka
sangat amat dirasakan dan perlu segera solusinya (Moehaimin-Sovan, 2002).
Kehilangan hasil pasca panen masih tinggi yaitu mencapai 20,5% (Anonimus,
1995). Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh
beras patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik.
Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting
dalam sistem agribisnis padi/perberasan di Indonesia. Peranan ini tercermin
dari besarny jumlah penggilingan padi dan sebarannya yang hampir merata di
seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Penggilingan padi merupakan
pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran
gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional
yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui mesin-mesin yang digunakan dalam pertanian terutama mesin penggilingan padi
2.
Untuk
mengetahui proses pengolahan gabah menjadi beras
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Beras merupakan sumber utama kalori
bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total
adalah 54.3% atau dengan kata lain
setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto,
2001).
Penggilingan padi
ikut menentukan jumlah ketersediaan pangan, mutu pangan yang dikonsumsikan
masyarakat, tingkat harga dan pendapatan yang diperoleh petani dan tingkat
harga yang harus dibayar konsumen serta turut menentukan ketersedian lapangan
kerja di pedesaan. Disamping itu,
penggilingan padi dapat berperan sebagai saluran bagi penyebaran teknologi
pertanian dikalangan petani.
Industri penggilingan padi di
Indonesia masih ada yang menggunakan teknologi yang sederhana. Sebagai akibatnya, beras yang dihasilkan
kualitas dan remendemen beras yang rendah.
Secara umum mutu beras dapat
dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu mutu giling, mutu rasa dan mutu tunak,
mutu gizi, dan standar spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji (misalnya
besar, bentuk dan kebeningan beras). Mutu beras giling dikatakan baik jika
hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah
minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras putih atau
rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai
ekonomis dari beras. Mutu
giling mencakup berbagai ciri, yaitu rendemen beras giling, rendemen beras
kepala, persentase beras pecah, dan derajat sosoh beras. Sebagian besar beras
yang beredar di beberapa daerah di Indonesia memiliki derajat sosoh 80 % atau
lebih dan persentase beras kepala lebih besar dari 75 % dan mengandung butir
patah kurang dari 30 %Salah satu kendala
dalam produksi beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling. Hal ini
dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan Kustianto, 1989).
Penggilingan padi memiliki peran
yang sangat penting dalam system agribisnis padi/perberasan di Indonesia.
Peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi dan sebarannya
yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia.
Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen,
pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting
dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi
dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk
mendukung ketahanan pangan nasional.
Dalam perkembangan nilai pengetahuan
dan teknologi saat ini kita telah banyak mengenal macam-macam mesin baik dalam
industri penggilingan padi mesin, pembersih gabah, pemecah kulit (paddy scaparation), penyosoh (polisher), dan ayakan beras (grader).
Sistem
penggilingan padi, baik ditinjau dari kapsitas giling, maupun teknik penggilingan
akan berpengaruh terhadap mutu beras. Sistem penggilingan padi secara tidak
langsung juga menentukan jumlah dan mutu hasil sampingnya, terutma bekatul dan
menir. Penggilingan dengan kapasitas besar dan continue, umumnya menghasilkan
beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi (63-67%).
Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader, sehingga
menir langsung dipisahkan dari beras kepala. Secara umum, mesin-mesin yang
digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi adalah mesin pemecah
kulit/sekam, (huller atau husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit
(brown rice separator), mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), mesin
pengayak bertingkat (sifter), mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan
penjahit karung). Bila ditinjau dari kapasitasnya, mesin-mesin penggiling padi
dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling
plant (RMP).
Perbedaan
yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan
dalam proses penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap
kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit,
dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan. Perbedaan
lain yang lebih penting pada RMP dibandingkan dengan RMU terletak pada
kapasitas gilingnya. RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang lebih besar
daripada RMU yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam. Perbedaan kapasitas giling
ini menjadi penting sebab akan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin-mesin
penggiling. Untuk menggiling padi dengan jumlah dan lama waktu giling yang
sama, akan dibutuhkan jumlah mesin berkapasitas giling kecil yang lebih banyak
dibandingkan dengan mesin berkapasitas giling besar.
.Penggilingan padi yang lengkap kadangkala
dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan
pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan. Beberapa proses
yang terlibat dalam rice milling plant yaitu :
1. Sortasi 1
Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah
dilakukan karena masih banyak kotoran yang terbawa seperti jerami, daun,
batang, bahkan benda lain seperti batu dan pasir.. Alat yang digunakan dalam
sortasi 1 adalah paddy cleaner yang berfungsi untuk memisahkan kotoran / benda
asing yang bercampur dalam gabah
seperti jerami, jerami halus dan debu.
2.
Pengeringan
Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara
25–30%. Pada musim hujan, kadar air padi berkisar antara 25-30%, sedangkan pada
musim kemarau kadar air padi berkisar antara 21-25%. Pengeringan dilakukan
untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan
mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang
terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah
atau hancur) karena tekstur yang lunak. Alat yang digunakan yaitu dryer.
3.
Sortasi 2 (penggilingan)
Penggilingan gabah dimulai dengan proses pemecahan
dan pengupasan kulit/sekam, dilanjutkan penyosohan beras pecah kulit (BPK) dan
diakhiri dengan pemutuan (grading), sebelum dikemas dan dijual.
Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling
berfungsi untuk memecahkan dan melepaskan kulit gabah. Gabah yang diumpankan ke
dalam mesin pemecah kulit biasanya tidak seluruhnya terkupas. Besar kecilnya
persentase gabah tidak terkupas ini tergantung pada penyetelan mesin. Bagian
yang tidak terkupas tersebut harus dipisahkan dari beras pecah kulit untuk
diumpankan kembali kedalam mesin pemecah kulit. Pemisahan ini dilakukan dengan
menggunakan mesin pemisah gabah dari beras pecah kulit, yang dapat menyatu atau
terpisah dengan mesin pemecah kulit.
Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang
merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Penglupasan kulit
adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak
untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan
untuk meningkatkan kebersihan. Mesin yang digunakan pada proses ini disebut
polisher. Penyosohan dilakukan untuk membuang lapisan bekatul dari butiran
beras. Di samping membuang lapisan bekatul, pada proses ini juga dibuang bagian
lembaga dari butiran beras. Setelah itu,
padi mengalami pengayakan yang terakhir pada paddy separator yang berfungsi
memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit.
III.
METODE PRAKTIKUM
A.
Tempat Pelaksanaan
Kegiatan
Praktikum ini dilaksanakan di pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja.
B.
Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada Kamis, 5 Desember 2013. Untuk rombongan 1 berangkat
dari kampus pukul 07.30 WIB tiba ditempat tujuan sekitar pukul 08.00 WIB dan
kembali kekampus sekitar pukul 09.30 WIB.
C.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan praktikum ini adalah dengan membagi
rombongan keberangkatan ke pabrik BULOG menjadi 2 rombongan yaitu rombongan 1
(mahasiswa itp kelas B) dan rombongan 2 (mahasiswa itp kelas A). Rombongan
1 berangkat pukul 7.30 WIB dengan menggunakan bus UNSOED sedangkan rombongan 2
berangkat pukul 10.0 WIB dengan menggunakan bus UNSOED juga. Bus UNSOED yang
digunakan untuk keberangkatan ada 2 bus karena bus yang dipakai tidak terlalu
besar dan peserta yang melaksanakan kunjungan ke pabrik BULOG relatif banyak
sehingga peserta tidak berdesakan didalam bus. Saat tiba di lokasi praktikum
peserta diarahkan oleh penggola pabrik memasuki pabrik untuk melihat proses
produksi beras selain itu pengelola pabrik juga menjelaskan fungsi dari
masing-masing alat yang ada dipabrik.
D.
Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi beras
di pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja jenisnya bermacam-macam, dan mempunyai
prinsip kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya. Alat-alat
tersebut dibeli dari PT. AGRINDO yang
merupakan produsen mesin-mesin pertanian. Alat-alat yang ada rata-rata sudah
lama dipakai sehingga fungsi kerjanya banyak yang sudah menurun, tetapi
beberapa tahun terakhir ini telah dilakukan proses peremajaan alat agar fungsi kerjanya tidak terus menurun dan tidak
mudah rusak (awet). Beberapa alat di pabrik BULOG tersebut seperti Paddy
Cleaner,Produk Tank, Bucket Elevator,
Screw conveyor, Paddy Husker, Separator, Rice Whitening Abrassive, Rice
Whitening Friction, dll. Dalam penggunaanya alat- alat tersebut dibagi menjadi
beberapa tahapan. Untuk kelompok kami akan lebih focus membahas alat-alat yang
digunakan pada tahap 2 dan 3 yaitu :
Tahap 2
: Produk Tank, Bucket Elevator, Precleaner 2
Tahap 3
: Bucket elevator, Husker, Separator.
E.
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum di pabrik BULOG, Lahang,
Sokaraja ini pertama-tama adalah peserta yang baru datang diarahkan pengelola
pabrik memasuki pabrik untuk melihat proses produksi dan alat-alat yang
digunakan untuk produksi, selain itu pengelola juga menjelaskan fungsi dan
kegunaan dari masing-masing alat yang digunakan untuk produksi beras di pabrik
BULOG.
Setelah
itu peserta diarahkan menuju mushola pabrik untuk melakukan sesi diskusi
bersama pengelola pabrik, dalam sesi diskusi tersebut pengelola menjelaskan
lebih terperinci mengenai proses produksi dan alat produksi yang ada di pabrik
BULOG. Pada sesi diskusi ini peserta diberi kesempatan bertanya mengenai
hal-hal yang belum jelas seputar proses produksi dan alat produksi yang ada di
pabrik BULOG. Sesi diskusi ditutup dengan ucapan terimakasih dari pihak
UNSOED kepada pengelola karena telah
meluangkan waktunya mendampingi peserta dan menjelaskan mengenai proses
produksi dan alat produksi yang digunakan di pabrik BULOG, serta penyerahan
plakat tanda terimakasih dari pihak UNSOED kepada pengelola pabrik. Kegiatan
berikutnya adalah foto bersama peserta dengan pengelola pabrik. Kegiatan ini
juga menutup acara praktikum ke pabrik BULOG, Lahang, Sokaraja.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggilingan
adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar
diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Penggilingan beras berfungsi untuk
menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian maupun
seluruhnya agar menghasilkan beras yang putih serta beras pecah sekecil
mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit,
kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang
lapisan aleuron yang menempel pada beras. Selama penyosohan terjadi, penekanan
terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan
dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah.
Diagram Alir Proses Penggilingan Padi
Menjadi Beras
Penggilingan
padi menjadi beras melewati beberapa tahapan, yaitu :
1.
Perontokan Padi
Perontokan padi dilakukan dengan alat rontogan,
bertujuan untuk
melepaskan gabah dari tangkai nya dan juga memisahkan
butiran padinya.
Sehingga nantinya akan didapatkan gabah kotor. Dan
hasil yang tidak dipakai
berupa merang.
2.
Sortasi
Sortasi ini bertujuan untuk memisahkan bagian-bagian
yang tidak terpakai pada proses pengolahan beras yaitu berupa kotoran, kerikil,
dan batu-batuan atau benda-benda asing lainnya. Sehingga hasil yang didapatkan
pada proses sortasi ini berupa gabah bersih, atau keseluruhan hanya berupa
gabah saja tanpa ada kerikil ataupun batuan lainnya.
3.
Penggilingan (Rice Milling)
Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit
luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi.
Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan (lesung/kincir air),
penggilingan tipe Engelberg,Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi
besar. Hasil yang dihasilkan dari proses penggilingan adalah beras pecah kulit.
4. Penyosohan
Penyosohan berfungsi untuk memisahkan beras dengan
dedak. Pada proses ini digunakan mesin penyosoh (rice polisher), mesin I
(penyosohan I),
mesin II (penyosohan II) yang terdiri dari batu penyosoh
(batu amaril) dan lempengan karet. Karena ada gesekan antara beras dengan batu,
lempengan karet, dan antara sesam beras maka beras akan tesosoh; bahan yang
digunakan adalah beras pecah kulit sehingga akhrinya akan dihasilkan beras
sosoh, dedak (didapat dari mesin sosoh I), bekatul (mesin sosoh II). Bekatul
akan langsung dipisahkan dengan aspirator.
5. Grading
Proses grading bertujuan untuk memisah-misahkan beras
kepala, beras patah dan menir. Bahan yang digunakan adalah beras sosoh dan alat
yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); dan akan menghasilkan beras kepala,
beras patah dan menir.
Titik kritis dari proses
penggilingan padi menjadi beras tersebut adalah pada saat proses penyosohan
beras pecah kulit, yang akan memperoleh hasil berupa beras giling, dedak dan
bekatul. Beras giling yang diperoleh berwarna putih karena telah terbebas dari
bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7%
dari berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan
maka makin putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras
tersebut akan zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.
Mesin penggiling padi Bulog Purbalingga dapat dikatakan memadai
karena terdiri dari komponen mesin,
yaitu :
1.
Mesin Pembersih
Gabah (Paddy Cleaner)
Berfungsi unuk
memisahkan kotoran/ benda asing yang bercampur di dalam gabah. Setelah melalui
mesin ini akan mengalami penyusutan berat yang besarnya sangat tergantung pada
jumlah kotorannya.
2.
Mesin Pecah Kulit
(Paddy Husker)
Berfugsi untuk
mengupas kulit gabah. Pada mesin pecah kulit yang berkualitas baik, ratio
pengupasan ditentukan antara 85-90% gabah sudah terkupas dan 10-15% gabah belum
terkupas. Faktor lain yang dapat mempengaruhi rasio pengupasan adalah kualitas
roll karet yang digunakan.
3. Separator
Berfungsi untuk
memisahkan gabah yang bercampur dengan beras pecah kulit. Dengan adanya
separator maka daya tahan komponen utama pada mesin pemutih menjadi awet,
karena proses pengelupasan kulit ari selama masih di dalam ruang pemutihan,
murni, hanya berdasarkan pergesekan antar beras pecah kulit.
4. Mesin Pemisah Batu (De-Stoner)
Berungsi untuk
memisahkan batu yang bercampur dengan beras pecah kulit.
5. Mesin Pemutih Batu (Abrassive)
Berfungsi sebagai
pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan kulit ari beras yang
menutup biji beras dari setiap pemutihan yang lebih dari satu pass. Dengan
memakai mesin pemutih batu, disamping tingkat butir patah dapat ditekan pada
presentase yang terkecil juga tingkat derajat sosoh diatur sejak dari fase ini.
Sehingga untuk fase selanjutnya beban gaya gesek beras menjadi berkurang.
6.
Mesin Pemutih Besi
(Friction)
Berfungsi sebagai
pemutih akhir dari rangkaian proses pemutihan beras 2 atau 3 kali proses/ pass
pemutihan/ penyosohan.
7.
Mesin Pengkilap
(Rice Refiner)
Berfungsi untuk
mencuci permukaan biji beras, dimana umumnya masih terdapat katul yang
menempel. Beras yang dihasilkan oleh mesin ini selain secara visual tampak
kilap (benih kaca) dan bila disimpan dapat bertahan lama.
8. Mesin Pemecah Menir (Rice Sifter)
Berfungsi untuk
memisahkan kandungan menir yang bercampur didalam beras kepala maupun beras
patah.
9. Mesin Pemisah Antara Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader)
Berfungsi
untuk memisahkan beras kepala dari percampuran beras patah. Keberadaan mesin
ini terutama diperuntukkan untuk membuat beras berkulitas ekspor/ super.
Namun secara umum, mesin-mesin yang
digunakan dalam industry penggilingan padi dikelompokkan sebagai berikut:
a)
Mesin pemecah kulit/
sekam atau pengupas kulit/ sekam gabah kering giling (huskeratau huller)
b)
Mesin pecah gabah
atau beras pecah kulit (brown rice separator)
c)
Mesin penyosoh atau
mesin pemutih (polisher)
d) Mesin pengayak bertingkat (sifter)
e)
Mesin atau alat
bantu pengemasan
TAHAP
2
Pabrik
beras Bulog yang kami kunjungi memiliki beberapa alat yang tergolong ke
dalam tahap ke-2 pengolahan beras. Pada
tahap ini terjadi proses yang meliputi penampungan gabah kering dari dryer,
pengangkutan gabah menuju pre-cleaner, serta proses pembersihan kembali gabah
yang telah dikeringkan. Tahap tersebut terdiri dari pengolahan pada alat berupa
product tank, bucket elevator, dan pre-cleaner 2.
·
Product Tank
Product
tank yang digunakan pada pabrik beras Bulog yang kami kunjungi adalah product
tank merk Agrindo tipe APT 5P. Alat ini berfungsi sebagai penampung gabah yang
telah dikeringkan oleh dryer. Bahan yang memasuki product tank adalah gabah
kering.
Ketika memasuki
alat ini, gabah sudah dalam keadaan kering dengan kadar air sebesar 14%. Gabah
yang berasal dari dryer disalurkan menuju product tank yang berupa tangki
penampung dan akan dikeluarkan melalui sebuah lubang pada bagian bawah tangki.
Gabah kering yang telah ditampung pada product tank akan dibawa ke atas melalui
bucket elevator untuk disalurkan ke pre cleaner 2.
·
Bucket Elevator
Bucket
elevator berfungsi sebagai saluran yang membawa padi menuju pre cleaner 2.
Menurut Brook (1971), beberapa bentuk bucket elevator merupakan sistem yang
tepat untuk pengangkutan vertikal bahan lepas dengan melalui ketinggian yang
terbatas.
Menurut Zainuri
(2006), cara kerja bucket elevator dimulai dengan material curah (bulk
material) masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada bagian bawah elevator
(boot). Material curah ditangkap bucket yang bergerak, kemudian bahan dibawa ke
atas oleh bucket. Setelah sampai pada roda gigi atas, material dikeluarkan ke
arah corong keluar (discharge spout).
Kapasitas bucket
elevator tergantung pada kapasitas masing-masing bucket, jarak antar bucket,
dan kecepatan sabuk (belt) atau rantai yang membawa bucket. Sementara itu,
kebutuhan daya dalam pengoprasian bucket elevator meliputi kebutuhan untuk
mengangkut bahan, menggayung bahan masuk ke dalam bucket, memproses pengeluaran
bahan, memindahkan keseluruhan udara, dan untuk menahan gesekan berlebih dalam
bearing dan komponen bergerak lainnya (Panggabean, 2008).
Pada pabrik
beras Bulog yang kami kunjungi, bucket elevator yang digunakan merupakan bucket
elevator merk Agrindo yang tipe AE5 x 3,75 M dengan power 1,5 KW, 6 P, dan 220
V.
Dalam proses pengolahan
beras, bahan yang memasuki bucket elevator
adalah gabah kering yang berasal dari product tank. Melalui bucket
elevator gabah kering akan dibawa dari product tank dengan sebuah rangkaian
perangkat yang membawa padi kering ke atas dan disalurkan ke pre cleaner 2.
·
Pre-cleaner 2
Pre-cleaner
2 yang digunakan pada pabrik beras Bulog yang kami kunjungi adalah pre cleaner
dengan merk Agrindo tipe APC 3 yang memiliki kapasitas 3000 kg dan power 2,2
KW.
Pada
pengolahan beras, gabah kering yang telah dibawa oleh bucket elevator
disalurkan menuju pre cleaner 2. Pada alat ini gabah kering kembali dibersihkan
dan dipisahkan dari pengotor berupa jerami, pasir, dan pengotor yang lebih
besar dari ukuran gabah yang masih tertinggal pada gabah kering. Cara kerja
alat ini hampir sama dengan cara kerja pre=cleaner pertama, namun dengan sistem
yang lebih sederhana.
Berdasarkan
informasi yang dikutip dari BBP Mektan (2013), pada pembersihan awal akan
dipisahkan benda-benda asing maupun gabah hampa yang memiliki ukuran atau berat
jenis yang berbeda dengan gabah. Pada tahap awal kotoran yang ringan diisap
dengan blower dan kemudian dikeluarkan melalui siklon, sedangkan kotoran yang
berat akan dipisahkan dengan ayakan atau berdasarkan perbedaan berat untuk
selanjutnya ditampung di dalam suatu tempat penampungan terpisah.
Tahapan proses pembersihan
awal secara umum diawali dengan masuknya gabah ke dalam pre-cleaner. Aliran pemasukan gabah umumnya
diatur oleh suatu rol yang membuat aliran gabah merata dan lancar. Pada beberapa
tipe pre-cleaner digunakan kipas pengisap (aspirator) untuk memisahkan debu dan
kotoran ringan sebelum aliran gabah diayak. Bagian aspirator umumnya dilengkapi
dengan tuas pengatur aliran udara dan siklon untuk memudahkan proses pembuangan
debu dan kotoran yang dihisap.
Aliran gabah
selanjutnya masuk ke ayakan pertama yang memiliki ukuran lubang yang lebih
besar daripada ukuran gabah. Pada ayakan ini kotoran (seperti tangkai padi,
tali, dan benda lain) yang memiliki ukuran lebih besar daripada lubang ayakan
akan tertahan, sedangkan gabah dan kotoran lain (seperti pasir, debu dan
bendalain) yang sama atau lebih kecil dari gabah akan lolos pada ayakan ini.
Kotoran yang tertinggal pada ayakan pertama akan disapu dengan sikat berputar
menuju tempat penampungan. Gabah beserta kotoran yang tersisa yang melewati
ayakan pertama akan masuk ke ayakan kedua.
Ayakan kedua
memiliki lubang lebih kecil daripada ukuran gabah sehingga akan menahan gabah
dan meloloskan kotoran-kotoran yang kecil ke suatu penampung di bawah ayakan.
Gabah bersih akan ditampung dalam suatu wadah yang lain.
Setelah diproses
dalam pre-cleaner 2, dihasilkan gabah bersih yang akan diangkut ke atas dengan
bucket elevator untuk diolah pada husker dan menghasilkan gabah pecah kulit.
TAHAP 3
·
Husker
Pemecahan atau pengelupasan kulit bertujuan untuk
melepaskan kulit gabah dengan kerusakan sekecil mengkin pada butiran beras.
Bagian-bagian yang akan dilepaskan adalah palea, lemma dan glume atau
keseluruhannya disebut sekam. Mesin yang dipakai adalah Husker.
Mesin Pengupas / pemecah kulit
gabah (husker). Mesin
ini membersihkan kulit gabah / sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit. Mesin
pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under
runner stone disc dan jenis sentrifucal.
Mesin pengupas gabah yang paling
umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi,
efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet
yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2
rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3
besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 - 500 mm dan lebar
120-500 mm.
Sebagian besar gabah yang dimasukan ke
dalam mesin pemecah kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian
kecil yang belum terkelupas. Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas
menjadi dua bagian, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum
terkelupas dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun
sekam belum terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang
belum terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk
dimasukan kembali ke dalam mesin pemecah kulit.
Untuk mendapatkan kualitas pengupasan yang baik,
yaitu efisiensi pengupasan yang baik adalah jika efisiensi pengupasan yang
tinggi dan tingkat beras patah yang rendah, maka perlu dilakukan
penyetelan mesin pemecah kulit secara tepat. Apabila mesin diatur
untuk mendapatkan efisiensi pengupasan yang tinggi, biasanya tingkat kerusakan
beras yang terjadi akan tinggi pula. Sebaliknya, apabila mesin diatur untuk
mendapatkan tingkat beras patah yang rendah, biasanya efisiensi pengupasan yang
dihasilkan akan rendah pula.
Ada dua prinsip pemecahan atau pengupasan kulit
gabah yaitu mesin-mesin yang memakai prinsip pemecahan kulit dengan dua
tegangan geser berlawanan yang disebut kelompok friksional, dimana dinding
bahan penggesek memberikan gaya gesekan pada sisi-sisi gabah. Sedangkan yang
memakai prinsip pemecahan dengan satu tegangan geser disebut kelompok
sentrifugal. Pada kelompok sentrifugal , untuk menimbulkan tegangan geser yang
cukup untuk pengupasan, gabah dibenturkan dengan kecepatan tinggi.
Mesin pengupas gabah ini umumnya di gunakan para petani dalam
masa-masa panen.
Cara kerja mesin pengupas sendiri penggilingan gabah menjadi beras sosoh, dimulai dengan
pegupasan kulit gabah. Syarat utama proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang
akan digiling. Gabah kering giling berarti gabah yang sudah kering dan siap untuk digiling. Bila diukur dengan
alat pengukur kadar air (moisturetester),
kekeringan ini mencapai angka 14-14 ½ %. Pada kadar air ini, gabah mulaidigiling
/ dikupas kulitnya.
·
Separator
Mesin pemisah gabah (separator). Digunakan
untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit.
Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit
mempunyai 3 tipe yaitu :
1) Pemisah jenis
kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag.
Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut,
maka akan meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan
akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas
papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian bawah
dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada dibagian bawah papan luncuran.
2) Pemisah berdasarkan
berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin-mesin penggiling terbaru.
Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan
miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah
dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.
3) Pemisah jenis layar /
type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.
·
Bucket elevator
Bucket elevator merupakan mesin pemindah bahan yang bergerak pada arah
vertikal yang banyak diterapkan pada industri. Bucket elevator yang menggunakan
bucket dengan kapasitas terbatas diterapkan pada pemindahan bahan berupa muatan
curah (bulk load) berbentuk serbuk, butiran-butiran kecil, dan bongkahan. Jenis
bucket yang digunakan pada bucket elevator ada tiga jenis berdasarkan jenis
bahan yang dimuat, yaitu :
1. Deep bucket
Sudut potong
65°, digunakan untuk bahan sangat kering dan mudah mengalir.
2. Shallow bucket
Sudut potong
45°, digunakan untuk bahan yang mengandung uap air dan agak sukar mengalir.
3. V-type bucket
Digunakan
untuk material berat dan abrasi.
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dalam praktikum ini dapat dismpulkan bahwa :
1.
Dalam proses penggilingan padi
mesin-mesin yang digunakan adalah mesin pembersih gabah (Paddy Cleaner), mesin
pecah kulit (Paddy Husker), separator, mesin pemisah batu (De-stoner), mesin
pemutih batu (Abbrasive), mesin pemutih besi (friction), Mesin Pengkilap
(Rice Refiner), Mesin Pemecah Menir (Rice Sifter), Mesin Pemisah Antara Beras Kepala dan Beras Patah (Rice Grader).
2.
Proses
pengolahan gabah menjadi beras melalui beberapa tahap, yakni Perontokan Padi, Sortasi, penggilingan, penyosohan,
grading.
B.
Saran
Saat praktikum sebaiknya dijelaskan bagian
tahap-tahap antar mesin agar praktikan mengerti. Selain itu sebaiknya praktikan
harus mendengarkan denan baik saat dijelaskan proses penggilingan gabah dan mengamati alat mesin penggiling gabah
saat praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar