LAPORAN
PRAKTIKUM
STATISTIKA
ACARA
II. C
ANALISIS
HIPOTESIS ASOSIATIF DATA NON EKSPERIMENTAL
Kelompok 3
Penanggung jawab :
Risqiyatul
Jannah A1M012016
Choirunnisa Ambarwati A1M012057
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
A.
TEORI DASAR
Statistika adalah ilmu atau seni
pengembangan dan penerapan metode yang paling efektif untuk kemungkinan salah
dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran
induktif berdasarkan matematika probabilitas (Anderson and Bancroft) dalam
Supranto (2000).
Istilah hipotesis berasal dari
bahasa yunani yang mempunyai dua kata yaitu “Hupo” (sementara) dan “thesis”
(peryataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang
masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli
menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antar
variabel atau lebih (Kerlinger, 1973: 18) dalam Riduwan (2006: 162).
Dalam Satistika terdapat dua bentuk
hipotesis penelitian antara lain, hipotesis kerja (Ha) dan Hipotesis nol (Ho).
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif) yaitu
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori
yang ada hubungannya yang relevan dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. Dalam perhitungan
statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Ho), jadi hipotesis nol adalah pernyataan
tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel.
Bentuk rumusan masalah penelitian
ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Hipotesis deskriptif adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, hipotesis komparatif merupakan
jawaban sementara terhadap masalah komparatiif dan hipotesis asosiatif adalah
merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan.
a.
Hipotesis
Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tantang
nilai suatu variabel
mandiri, hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel
lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, hipotesis
yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif). (Riduwan, 2006:166)
b.
Hipotesis
Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan dugaan
terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dirumuskan untuk memberikan
jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau pernyataan yang menunjukkan
dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. (
Sugiyono, 2006: 85).
Dalam
hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu:
1.
Komparasi
Berpasangan (Related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
2.
Komparasi Independen
dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
c.
Hipotesis
Asosiatif
Hipotesis
Asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan
antara dua variable atau lebih. Dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan
yang bersifat hubungan.
(Sugiyono, 2006: 86)
Sedangkan
menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis
yaitu:
1. Hipotesis hubungan simentris ialah
hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau
lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
2. Hipotesis hubungan sebab-akibat
(kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara
dua variabel atau lebih.
3. Hipotesis
hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara hubungan antara dua variabel
atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi (Riduwan, 2006).
Korelasi pada dasarnya merupakan
nilai yang menunjukan tentang adanya hubungan antara dua variabel atau lebih
serta besarnya hubungan tersebut, ini berarti bahwa korelasi tidak menunjukan
hubungan sebab akibat. Apabila dipahami sebagai suatu hubungan sebab akibat,
hal itu bukan karena diketahuinya koefisien korelasi melainkan karena rujukan
teori atau logika yang memaknai hasil perhitungan, oleh karena itu analisis korelasi
mensyaratkan acuan teori yang mendukung adanya hubungan sebab akibat dalam
variabel-variabel yang dianalisa hubungannya. (Abdurrahman, 2012)
Korelasi Rank
(jenjang) Spearman
adalah sebuah metode yang diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua
variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan
conditional variance-nya tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan
apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin atau sulit dilakukan.
Dalam mengukur koefisien korelasinya, disyaratkan bahwa pengukuran kedua
variabelnya sekurang-kurangnya dalam skala ordinal sehingga individu-individu
yang diamati dapat diberi jenjang dalam dua rangkaian berurutan. Dalam analisis
ini, hipotesis nihil yang akan diuji mengatakan bahwa dua variabel yang
diteliti dengan nilai jenjangnya itu independen ; artinya bahwa tidak ada
hubungan antara jenjang variabel yang satu dengan jenjang dari variabel
lainnya. Pengujian dapat didasarkan pada sampel kecil ataupun sampel besar
(apabila n ≥ 10). (Djarwanto, 2001)
Menurut Usman, (2003) Korelasi ini
dapat juga disebut sebagai korelasi bertingkat, korelasi berjenjang, korelasi
berurutan, atau korelasi berpangkat. Korelasi rank dipakai apabila:
1. Kedua
variabel yang akan dikorelasikan itu mempunyai tingkatan data ordinal
2. Jumlah
anggota sampel dibawah 30 (sampel kecil)
3. Data
memang diubah dari interval ke ordinal
4. Data
interval tidak berdistribusi normal
Asumsi yang harus dipenuhi dalam korelasi spearman
rank adalah :
1. Data terdiri dari n
pasangan sampel acak hasil pengamatan dapat berupa data numerik atau non
numerik.
2. Setiap pasangan pengamatan menyatakan dua
hasil pengukuran yang dilakukan terhadap objek atau individu yang sama
(Conover, 1980).
Langkah kerja korelasi spearman rank
sebagai berikut:
1. Susun data dari n pengamatan secara
berpasangan berbentuk : (X1,Y1), , (X2,Y2),…,(Xn,Yn).
2. Tentukan rank (peringkat) pengamatan X dan Y dari terbesar sampai terkecil.
3. Kalau terjadi nilai-nilai kembar baik diantara X
maupun diantara Y, maka rank-rank dari nilai kembar itu menjadi sama dengan
rata-rata dari nomor urutannya.
4. Buat tabel analisis korelasi spearman rank.
5. Kemudian hitung ρ = 1 -
dengan ketentuan uji, apabila ρ
hitung
ρ tabel
maka
Ho diterima, dan jika
ρ hitung
ρ tabel maka Ho
ditolak.
Keterangan:
bi = selisih ranking dari sumber satu ke sumber kedua n = jumlah sampel
6. Bandingkan
antara nilai ρ
yang didapat dengan nilai ρ pada tabel.
7. Buat kesimpulan sesuai dengan hasil pengujian
diatas (Guilford, 1979)
B.
TUJUAN
1. Mengumpulkan dan menyajikan data non
eksperimeental
2. Menganalisis data non eksperimental
menggunakan metode analisis asosiatif (Korelasi Spearman Rank), dengan
tahap-tahap yang sistematis dan mampu menarik kesimpulan dari hasil analisis
data.
C.
BAHAN DAN ALAT
1. Alat:
-
Alat
tulis
-
Kalkulator
-
Kertas
HVS
-
Wadah
-
Tabel
ρ
2. Bahan:
-
Coklat
-
Biskuit
-
Wafer
-
Crackers
-
Minuman Sari Buah
D.
PROSEDUR
KERJA
E.
DATA PENGAMATAN
1)
Judul
Tingkat
Kesesuaian Mahasiswa Dalam Menilai 5 Jenis Makanan
2)
Hipotesis
Ho
Tidak terdapat
perbedaan
antara kedua
mahasiswa dalam menilai
kelima jenis makanan.
Ha
Terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.
3)
Tabel Penyajian Data
No
|
Makanan
|
Mahasiswa 1
(Xi)
|
Mahasiswa 2
(Yi)
|
Ranking
(Xi)
|
Ranking
(Yi)
|
bi
|
bi²
|
1
2
3
4
5
|
Coklat
Biskuit
Wafer
Crackers
Minuman sari buah
|
6
8
9
8
7
|
6
8
7
8
5
|
5
2,5
1
2,5
4
|
4
1,5
3
1,5
5
|
1
1
-2
1
-1
|
1
1
4
1
1
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
8
|
4)
Perhitungan
·
Korelasi Spearman Rank
ρ = 1 - 6 ∑bi2
n(n2-1)
= 1 – 6(8)
5(52-1)
= 1 – 48
120
= 1 – 0,4
ρ = 0,6
·
Tabel ρ
α 5% =
1,00
ρ = 0,6
ρ < α 5% = 0,6 < 1,000
Kesimpulan :
Jadi, Ho diterima Ha ditolak.
Maka, tidak ada perbedaan
antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.
F.
PEMBAHASAN
Pada analisis data non eksperimental dengan
menggunakan analisis hipotesis asosiatif ini, telah dilakukan
pengumpulan dan penyajian data menggunakan 5 jenis makanan yang berbeda, yaitu coklat, biskuit, wafer, crackers, dan minuman sari buah.
Makanan tersebut diberikan kepada dua orang mahasiswa penguji untuk melakukan penilaian terhadap rasa dari kelima jenis
makanan tersebut dan masing-masing jenis makanan diberikan skor
dari 1-10.
Variabel
dari analisis ini adalah cita rasa makanan, dan sampel yang digunakan untuk
menilai cita rasa tersebut adalah dua orang mahasiswa (mahasiswa 1 dan
mahasiswa 2). Lalu dibandingkan
apakah terdapat kesesuaian cita rasa makanan diantara penilaian dua orang
mahasiswa dalam menilai 5 makanan tersebut.
Pada data pengamatan, nilai yang didapatkan
dari mahasiswa 1 terhadap lima makanan 1-5 secara berurut (coklat, biskuit,
wafer, crackers, dan minuman
sari
buah) adalah
6, 8,
9, 8, dan 7.
Sedangkan data nilai yang didapatkan dari mahasiswa 2 terhadap lima makanan 1-5
secara berurut (coklat,
biskuit, wafer, crackers, dan minuman sari buah)
adalah
6,
8, 7, 8, dan 5.
Dari
data tersebut ditulis didalam tabel hasil pengamatan.
Setelah
data ditulis dalam tabel, selanjutnya hipotesis disusun. Hipotesis yang pertama
disusun ialah Ho, yaitu tidak terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan. Sedangkan
hipotesis yang kedua ialah hipotesis
alternatif (Ha), yaitu
terdapat perbedaan
antara kedua
mahasiswa dalam menilai kelima
jenis makanan.
Setelah menentukan hipotesis, selanjutnya
menghitung dengan menggunakan Korelasi
Spearman Rank dari data
yang sudah didapatkan tersebut. Langkah pertama yaitu membuat
tabel analisis Korelasi
Spearman,
dengan menentukan ranking (peringkat) pengamatan Xi dan Yi. Xi adalah nilai terhadap rasa
makanan yang diperoleh dari mahasiswa 1, sedangkan Yi adalah nilai terhadap
rasa makanan diperoleh dari mahasiswa 2. Selanjutnya Ranking1 (Xi)
ditentukan, dengan mengurutkan penilaian
dari mahasiswa 1 yang terbesar sampai terkecil lalu
dituliskan ranking dari data tersebut. Penentuan Ranking2 (Yi)
juga ditentukan
dengan cara yang sama seperti R1, namun dari penilaian mahasiswa 2. Apabila terdapat dua data dengan
nilai yang sama maka, ranking-ranking dari nilai kembar itu menjadi sama dengan
rata-rata dari nomor urutannya. Dan didapatlah ranking dari lima jenis makanan
tersebut berurut untuk R1
yaitu 5;
2,5;
1;
2,5;
4.
Sedangkan ranking dari lima jenis makanan tersebut yang
didapat secara berurut untuk R2 yaitu
4; 1,5;
3;
1,5;
5.
Selanjutnya
penentuan nilai bi, bi adalah selisih ranking dari mahasiwa 1 ke mahasiswa 2
atau rumusnya ialah R1 dikurangi
dengan R2 pada
objek penilaian (rasa 5 jenis makanan).
Maka
didapatkan nilai bi yaitu 1; 1; -2; 1,5; 4, sehingga bi² dapat ditentukan. bi²
adalah total kuadrat dari selisih ranking dari mahasiswa 1 ke mahasiswa 2 atau
dengan kata lain yaitu total kuadrat dari masing-masing bi yang didapatkan. Maka
didapatkanlah nilai dari bi² yaitu 1; 1; 4; 1; 1 dengan jumlahnya sebesar 8.
Setelah
data tersebut disajikan dalam bentuk tabel analisis Korelasi Spearman Rank, dilakukan perhitungan ρ dengan 1 dikurangi 6 dikalikan
sigma
bi² dibagi dengan jumlah sampel yang dikalikan dengan jumlah sampel kuadrat
dikurangi 1 atau dengan
rumus sebagai berikut:
ρ
= 1 - 
Berdasarkan dari
perhitungan tersebut diperoleh nilai ρ sebesar 0,6. Untuk dapat membuat
keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka nilai ρ
dibandingkan dengan tabel
ρ pada taraf kesalahan (α) 5%. Untuk mengetahui nilai dari tabel ρ (α) 5%
dengan menggunakan tabel ρ yang sudah ditetapkan. Nilai tabel ρ (α) 5% bernilai
1. Dengan demikian, nilai ρ hitung dibandingkan dengan nilai ρ pada tabel. Dari
data perhitungan tersebut nilai ρ hitung lebih kecil
daripada nilai ρ
pada tabel (5%) dengan nilai 0,6 lebih kecil
daripada 1.
Jika nilai ρ hitung
lebih kecil daripada nilai ρ tabel maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan antara kedua
mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan tersebut atau dengan kata lain
terdapat kesesuaian penilaian antara mahasiswa 1 dan mahasiswa 2 dalam menilai kelima
jenis makanan.
G.
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum ini dapat didimpulkan
bahwa :
1. Data
non eksperimental dalam analisis hipotesis asosiatif ini, dapat dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel
analisis Korelasi Spearman Rank.
2. Uji
Korelasi Spearman Rank dapat
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua
variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan conditional
variance-nya tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif
secara eksak tidak mungkin atau sulit dilakukan. Seperti dalam menentukan apakah
terdapat perbedaan penilaian antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan. Dalam analisis ini dengan perhitungan Korelasi Spearman Rank,
dapat
disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima. Bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.