LAPORAN
KIMIA DASAR II
ACARA
3
UJI
TOLLEN UNTUK ALDEHID DAN KETON

Oleh
:
Risqiyatul
Jannah (A1M012016)
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Aldehid dan keton
merupakan dua dari sekian banyak contoh kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil. Aldehid itu sendiri merupakan salah satu senyawa
karbon yang mengandung gugus karbonil (-CO-), dimana satu tangan mengikat gugus
alkil dan tangan yang lain mengikat atom hidrogen. Sedangkan keton hampir sama
dengan aldehid, hanya saja pada keton kedua tangan atom karbon mengikat gugus
alkil.Struktur umum aldehid yaitu R-CHO.Struktur umum keton yaitu R-CO-R’.
Suatu keton mempunyai
dua gugus alkil yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehid mempunyai
sekurangnya satu atom hidrogen yang terikat pada karbon karbonilnya. Keton
tidak mudah dioksidasi tetapi aldehid sangat mudah teroksidasi menjadi asam
karboksilat. Hampir setiap reagensia yang mengoksidasi suatu alkohol juga
mengoksidasi aldehida. Disamping oksidasi oleh permanganat dan dikromat,
aldehid dapat dioksidasi oleh zat pengoksida yang sangat lembut, seperti Ag+
dan Cu+. Reagensia Tollen digunakan sebagai ragensia uji untuk
aldehid. Aldehid itu dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam
reagensia Tollen direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai oleh
terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi. Berdasarkan hal
ini, kami melakukan praktikum mengenai aldehid dan keton, Hal ini untuk
mendapatkan data apakah senyawa-senyawa tadi termasuk aldehid atau keton.
B.
TUJUAN
Membedakan
antara senyawa aldehid dan keton menggunakan uji tollen.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah
gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida diturunkan dari alkana dengan
mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam
karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah
alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya
dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton
tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham,
1992).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi pada umumnya
aldehid lebih reaktif dibanding keton. Beberapa uji laboratorium
menggunakan sifat kemudahan oksidasi untuk membedakan aldehida dari keton.
Salah satu dari uji ini adalah uji Tollen, dimana ion kompleks perak ammonia
mudah direduksi oleh aldehida menjadi logam perak. Perak hidroksida tidak larut
dalam air, sehingga ion perak harus dikompleks oleh ammonia dalam suasana basa
agar tetap larut. Persamaan untuk reaksi dapat ditulis
RCHO + 2Ag(NH3)2+
+ 3OH- RC O- + 2Ag + 4NH3 + 2H2O
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan
untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk
senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict.
Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding keton.
Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom karbon yang sama ( Hart,
1990). Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini,
adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutannya jernih dan tidak berwarna.
Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagi oksida pada suhu tinggi, maka
ditambahkan beberapa tetes larutan amonia. Amonia membentuk kompleks larut air
dengan ion perak.(Willbraham,1992).
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akn menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak (Sudarmo, 2006).
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan. Gugus aktif pada pereaksi tollens adalh Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada tabung reaksi yang akn menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak (Sudarmo, 2006).
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia
Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya
cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens
mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi
dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini disebabkan karena keton tidak
mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom karbon karbonil. Keton hanya
dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibandingkan dengan
aldehid. Ikatan antara karbon karbonil dan salah satu karbonnya putus,
memberikan hasil-hasil oksidasidengan jumlah atom karbon yang lebih sedikit
daripada bahan keton asalnya. Kekecualian adalah dalam oksidasi keton siklik,
karena jumlah atom karbonnya tetap sama. Misalnya, sikloheksanon dioksidasi
secar besar-besaran menjadi asam dipat, bahan kimia penting dalam pembuatan Nylon.
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
·
Larutan NaOH 10%
·
Larutan agNO3 10% b/v
·
1 tetes sampel cair
·
1 spatula sampel padat
·
Air
·
Etanol 95%
·
Sampel yang digunakan
a.
Formaldehid
b.
Aseton
c.
Glukosa
d.
Fruktosa
2. Alat
·
4 Tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Labu erlenmeyer
·
Filler
·
Penangas air
·
Spatula
·
Rak tabung reaksi
B. PROSEDUR

IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Pelarut Tollens
|
20 tetesAgNO3+ 20 tetesNaOH
|
20 tetesAgNO3+ 20 tetesNaOH+2 ml NH 4OH
|
![]() |
![]() |
Pelarut
|
Sampel
|
|||
Glukosa
|
Fruktosa
|
Aseton
|
Formaldehid
|
|
Tollen
(20 tetes AgNO3 + 20tetes NaOH + 1,5ml NH4OH)
|
·
10tetes
·
Ada
endapan Ag
·
Perubahan
warna perak
![]() |
·
5
tetes
·
Ada
endapan Ag
·
Perubahan
warna perak
![]() |
·
5
tetes
·
Tidak
ada endapan Ag
·
Perubahan
warna bening keruh
![]() |
·
3
tetes
·
Ada
endapan Ag
·
Perubahan
warna perak pecah
![]() |
Setelah
dididihkan
![]() |
·
Perubahan
warna cokelat kemerahan
·
Sedikit endapan emas
![]() |
·
Perubahan
warna cokelat kemerahan
·
Endapan emas
![]() |
·
Perubahan
warna abu-abu
·
Tidak
ada endapan
![]() |
·
Cairan
berwarna bening
·
Endapan
perak pecah
![]() |
B. Pembahasan
Uji Tollen
merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk
senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton.
Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah
larutan basa dari perak nitrat.
Pereaksi Tollens sering disebut sebagai
perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebihan.
Gugus aktif pada pereaksi Tollens adalah
Ag2O
yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak ini akan
menempel pada tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Oleh karena itu Pereaksi
Tollens sering juga disebut pereaksi cermin perak.
Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I),
[Ag(NH3)2]+. Ion ini dibuat dari larutan
perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes larutan natrium hidroksida
ke dalam larutan perak(I) nitrat yang menghasilkan sebuah endapan perak(I)
oksida, dan selanjutnya tambahkan larutan amonia encer secukupnya untuk
melarutkan ulang endapan tersebut. Untuk melakukan uji dengan pereaksi Tollens,
beberapa tetes aldehid atau keton dimasukkan ke dalam pereaksi Tollens yang
baru dibuat, dan dipanaskan secara perlahan dalam sebuah penangas air panas
selama beberapa menit.
Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam
perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi
menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan setengah
reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut :


Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan
setengah reaksi dari oksidasi sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni :


akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap :

Hal yang
membedakan Aldehid dengan keton yaitu kemampuan kedua senyawa ini apabila
dioksidasi. Aldehid adalah larutan yang mudah sekali
dioksidasi dengan menggunaknan Uji Tollens, sedangkan Keton tidak. Sifat inilah
yang dimanfaatkan untuk dapat membedakan Aldehid dengan Keton. Apabila statu
sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul
endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa sampel
itu merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Pada praktikum
kali ini menggunakan empat
jenis sampel yang diuji apakah termasuk ke dalam senyawa aldehid atau senyawa
keton. Sampel-sampel tersebut antara lain formaldehid, aseton, glukosa, dan fruktosa.
Pada percobaan
terhadap glukosa. Telah
diketahui bahwa glukosa merupakan salah satu karbohidrat monosakarida yang
merupakan sumber energi bagi makhluk hidup. Glukosa pada praktikum kali ini
ditambahkan dengan pereaksi tollens, terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi
perak ada endapan Ag.
Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah menjadi cokelat kemerahan terdapat sedikit endapan
berwarna emas. Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa glukosa
merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Sama dengan
glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu jenis karbohidrat monosakarida. Saat fruktosa ditambahkan
dengan pereaksi tollens maka warna berubah menjadi perak ada endapan Ag. Kemudian larutan
ini dipanaskan maka terjadi
perubahan warna menjadi cokelat kemerahan, endapan berwarna emas. Jadi
sama seperti glukosa, fruktosa juga merupakan salah satu senyawa aldehid. Pereaksi Tollens sering disebut sebagai
perak amoniakal, merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia
berlebihan. Dalam oksidasi aldehida mempunyai atom hydrogen pada karbon yang
telah dioksidasi dari gugusan karbonil, maka dia takluk pada oksidasi langsung,
sedangkan keton tidak. Kedua senyawa ini dapat dibedakan dengan uji jenis zat
oksidasi yang khusus untuk aldehida. Salah satunya adalah larutan perak nitrat
dalam amoniumhidroksida yang mengandung ion kompleks (NH3)+.
Aldehid dioksidasi menjadi asam yang membentuk garam ammonium dan ion logam
kompleks direduksi menjadi perak yang mengendap pada dinding tabung percobaan
sebagai lapisan tipis berupa cermin.
Gugus aktif pada
pereaksi tollens adalah
Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilakan endapan perak. Uji
positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung
reaksi.Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid
menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya
keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens. Hal ini
disebabkan karena keton tidak mempunyai atom hidrogen yang menempel pada atom
karbon karbonil. Keton hanya dapat dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih
keras dibandingkan dengan aldehid.
Sampel berikutnya, aseton
ditambahkan pereaksi tollens, perubahan
warna menjadi bening keruh. Kemudian larutan ini dipanaskan, warna
larutan menjadi abu-abu tidak
terdapat endapan. Dari pengamatan ini dapat dinyatakan bahwa aseton
bukan merupakan salah satu senyawa aldehid, tetapi aseton merupakan senyawa
keton.
Sampel yang terakhir formaldehid ditambahkan
dengan pereaksi tollens, terjadi perubahan yaitu pada warna menjadi perak pecah ada endapan Ag.
Kemudian larutan ini dipanaskan dan warna berubah menjadi bening terdapat endapan berwarna perak pecah.
Terdapatnya cermin perak ini membuktikan bahwa formaldehid merupakan salah satu dari senyawa aldehid.
Dari
keempat sampel yang digunakan, yang bukan senyawa aldehid melainkan keton
adalah aseton. Ketiga larutan yaitu glukosa, fruktosa, dan formaldehid termasuk
ke dalam senyawa aldehid. Aseton tidak dapat membentuk cermin perak karena
aseton tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbon. Kedua
tangan gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak
mengalami oksidasi ketika ditambah pereaksi Tollens dan dipanaskan.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan
menggunakan uji tollens ternyata mudah untuk membedakan mana senyawa aldehid
dan keton. Suatu sampel dapat dikatakan sebagai aldehid apabila direaksikan
dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan akan terbentuk cermin perak pada
dinding tabung reaksinya. Sedangkan sampel dapat dikatakan bahwa ia merupakan senyawa keton apabila
terjadi reaksi negatif pada saat ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan,
sampel ini tidak akan menunjukkan adanya cerminperak pada dinding tabung. Dari hasil percobaan, yang
merupakan senyawa aldehid adalah glukosa, fruktosa dan formaldehid. Sedangkan
yang merupakan senyawa keton adalah aseton.
B. Saran
1. Praktikan harus lebih teliti dalam
melihat warna dan terbentuknya cermin perak.
2. Praktikan harus berhati-hati saat
melakukan percobaan, seperti mendidihkan larutan.
3. Laboratorium juga sebaiknya dilengkapi dengan peralatan
yang lengkap agar praktikum dapat
berjalan lancar dan lebih menghemat waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden.
2006. Kimia Organik EDISI KETIGA
Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta
Fessenden,
Ralph J., Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Hart, Harold.1990.Kimia Organik.Jakarta : Erlangga. Jakarta.
Parning
dan Horale. 2005. KIMIA. Yudhistira. Jakarta.
Petrucci,
Ralph H., Suminar. 1987. KIMIA DASAR. Penerbit Erlangga. Jakarta
Staley, Dennis.1992.Penuntun Belajar Untuk Kimia Organik
daHayati. ITB. Bandung.
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia 3. Erlangga. Jakarta.
Willbraham, and Michael S. Matta. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.
Nice post! Berguna sekali. Izin jadikan referensi buat tugas ya
BalasHapusMohon maaf bertanya, kalau dilihat dari strukturnya fruktosa mengandung gugus keton bukan aldehid
BalasHapus