Rabu, 16 Oktober 2013

UJI BAEYER UNTUK SENYAWA KARBON RANGKAP DUA DAN RANGKAP TIGA


LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA 5
UJI BAEYER UNTUK SENYAWA KARBON
RANGKAP DUA DAN RANGKAP TIGA


Description: preview_html_482dbc6c


Oleh :
Risqiyatul Jannah (A1M012016)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Senyawa karbon yang paling sederhana adalah senyawa hidrogen dan karbon atau  hidrokarbon yang terdiri dari rantai alkana, alkena, dan alkuna. Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal. Tiap – tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon:
• Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana (CnH2n+2), yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik.
• Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom-atom karbon, yang dibagi menjadi: Alkena (CnH2n) dan Alkuna (CnH2n-2)
• Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatic (CnH2n)
 Uji Baeyer merupakan suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya suatu ikatan rangkap dua dan tiga suatu senyawa. Untuk itu pada uji Baeyer kali ini praktikan menggunakan kalium permanganat (KMnO) untuk mengetahui ketidakjenuhan serta ikatan rangkap dalam senyawa yang tidak diketahui strukturnya dengan menggunakan beberapa senyawa sampel, yaitu minyak kelapa, minyak sawit dan minyak jarak.
Prinsip dari uji Baeyer ini adalah untuk mendeteksi ikatan rangkap dua dan tiga suatu senyawa hidrokarbon dengan uji Baeyer adalah berdasarkan hilangnya warna ungu dari ion MNO4, karena bereaksi dengan alkena atau alkuna membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO.

Berikut reaksi :
       R     R                                                           R   R
       |      |                                                   |     |
       C = C +    MNO4  --------------- R - C – C – R +   MnO
       |      |         (ungu)                                |      |
       R     R                                                           R     R

B.     Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menunjukkan adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.



II.                TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom-atom karbon dan atom-atom unsur lain seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, dan halogen. Antara atom C dapat saling berikatan membentuk rantai C dengan ikatan tunggal maupun ikatan rangkap (rangkap dua atau tiga). Atom karbon dapat membentuk berbagai macam senyawa karena mempunyai kekhasan yaitu kemampuannya membentuk empat ikatan kovalen. Kekhasan atom karbon yang lain yaitu kemampuan berikatan antar-atom karbon untuk membentuk suatu rantai karbon. Rantai karbon tersebut dapat berupa rantai lurus, bercabang, dan tertutup atau berbentuk cincin. Selain dapat berikatan tunggal, atom karbon juga dapat membentuk ikatan rangkap dua dan rangkap tiga (Fessenden & Fessenden, 1997, hlm. 48)
Senyawa karbon yang paling sederhana adalah senyawa hidrogen dan karbon atau  hidrokarbon yang terdiri dari rantai alkana, alkena, dan alkuna. Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang hanya tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen yang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu hidrokarbon alifatik yang mencakup alkana, alkena, dan alkuna serta hidrokarbon aromatik yang mencakup benzena dan senyawa turunannya.
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dapat di klasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997)
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1.    Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
    C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2.    Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Salah satu cara untuk mengetahui sebuah larutan tersebut mengandung senyawa hidrokarbon jenuh atau tidak jenuh dengan cara uji bayer. Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan heksana, benzena,dan sikloheksana tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan alcohol absolut dan larutan KMnO4 5%. Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkana dan senyawa aromatik umumnya tidak reaktif dengan KMnO4.
Larutan uji (KMnO) berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang dan nampak endapan MnOcoklat. Sewaktu reaksi berlangsung, warna ungu dari ion permanganat digantikan oleh endapan cokelat dari mangan dioksida. Sehubungan dengan adanya perubahan warna ini, maka reaksi ini dapat digunakan sebagai uji kimia untuk membedakan alkena dari alkana yang pada umumnya tidak bereaksi. Uji Baeyer untuk ikatan rangkap meskipun digunakan secara meluas, mempunyai suatu kekurangan ; gugus apa saja yang mudah dioksidasi (aldehida, alkena, alkuna) akan menunjukkan hasil positif. (Day, 1990).
Kalium permanganat yang digunakan pada Uji Baeyer ini memang secara luas biasa  dipakai sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. KMnO ini merupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh,tidak mahal dan tidak memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer. Kelebihan yang dimiliki dari kalium permanganat adalah pada titik akhir suatu titrasi cukup untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnOAkan tetapi karena reaksinya lambat, maka MnO biasanya tidak diendapkan pada akhir titrasi permanganat. (Hart, 1990).


III.              METODE PRAKTIKUM

A.    Bahan dan Alat
1.      Bahan
·         Air
·         Aceton
·         95 % Etanol
·         Larutan KMnO
·         Minyak kelapa
·         Minyak sawit

2.      Alat
·         3 Tabung Reaksi
·         Pipet Tetes

B.     Prosedur Kerja

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
No
Bahan
Awal
Setelah 2menit
Endapan
1
2ml air + 2ml minyak kelapa
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\air kelapa.jpg
Ungu

Ungu, air dan minyak kelapa memisah
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeyer\air+(minyak sawit kelapa)+KMnO4 setelah didiamkan selama 2mnt.jpg
Tidak ada
2
2ml air + 2ml minyak sawit
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\air sawit.jpg
Ungu
Ungu, air dan minyak sawit memisah
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeyer\air+(minyak sawit kelapa)+KMnO4 setelah didiamkan selama 2mnt.jpg
Tidak ada
3
2ml aseton +2ml minyak kelapa
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeyer\aseton+minyak kelapa.jpg
Ungu kecokelatan
Description: D:\semester II\laprak kimdas II\baeyer\aseton+minyak kelapa+KMnO4.jpg
Cokelat keruh
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\aseton kelapa kmno4.jpg
Ada, berwarna cokelat
4
2ml aseton +2ml minyak sawit
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\asetonsawit.jpg
Ungu
Description: D:\semester II\laprak kimdas II\baeyer\aseton+minyak sawit+KMnO4.jpg
Ungu kemerahan
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\aseton sawit kmno4.jpg
Ada, berwarna cokelat
5
2ml 95% etanol +2ml minyak kelapa
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\etanol kelapa.jpg
Ungu
Description: D:\semester II\laprak kimdas II\baeyer\etanol+minyak kelapa+KMnO4.jpg
Ungu merah muda/merah marun
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeyer\etanol+minyak kelapa+KMnO4.jpg

Ada berupa gel
6
2ml 95% etanol +2ml minyak sawit
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\etanol sawit.jpg
Ungu
Description: D:\semester II\laprak kimdas II\baeyer\etanol+minyak sawit+KMnO4.jpg
Ungu merah muda/merah marun
Description: D:\DATA\UNIV\SEMESTER 2\Kimia Dasar II\praktikum\foto kimia\baeye\etanolsawit kmno4.jpg
Ada

B.     Pembahasan
Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji Baeyer ini menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat dilihat dari warna ungu yang menghilang dan nampak endapan MnO coklat.
      Percobaan Baeyer dengan menggunakan sampel minyak kelapa dan minyak sawit menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaan ini yaitu dengan adanya endapan berwarna cokelat. Endapan berwana cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan. Selain itu apabila terdapat pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke coklat menandakan adanya reaksi.
      Pada percobaan dengan dengan minyak kelapa yang ditambah  dengan 2ml air dan 5tetes KMnOmenghasilkan suatu larutan berwarna ungu. Setelah dua menit, larutan berwarna ungu, air dan minyak kelapa memisah dan tidak terbentuk endapan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi. Pada percobaan dengan minyak sawit yang ditambah 2ml air dan 5tetes KMnOmenghasilkan suatu larutan berwarna ungu. Setelah dua menit, larutan berwarna ungu, air dan minyak kelapa memisah dan tidak terbentuk endapan. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi.
      Uji coba dengan menggunakan tambahan 2ml aseton pada sample minyak kelapa dan ditetesi 5tetes KMnO menghasilkan larutan berwarna ungu kecoklatan. Setelah dua menit, larutan berwarna cokelat keruh dan terdapat endapan berwarna cokelat. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran warna yang terjadi. Selanjutnya larutan 2ml aseton ditambahkan pada sample minyak sawit dan diberi 5tetes KMnO,menghasilkan larutan berwarna ungu. Setelah dua menit, larutan berwarna ungu kemerahan, terdapat endapan berwarna cokelat. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran warna yang terjadi.
      Uji coba yang terakhir dilakukan dengan penambahan 2ml 95% etanol. Sample minyak kelapa ditambah 2ml etanol dan 5tetes KMnO menghasilkan larutan berwarna ungu. Setelah dua menit, larutan berwarna ungu merah muda atau merah marun dan terdapat endapan berupa gel. Pada minyak sawit yang ditambahkan 2ml etanol dan 5 tetes KMnO menghasilkan larutan berwarna ungu. Setelah dua menit, larutan berwarna ungu merah muda atau merah marun dan terdapat endapan. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran warna yang terjadi.
            Setelah dilakukan suatu percobaan ini didapat suatu hasil. Pada uji coba yag menggunakan air tidak terjadi pergeseran warna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan aquades tidak menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap. Hal lain ditunjukkan pada percobaan yang menggunakan aseton dan etanol, percobaan dengan sample minyak sawit dan minyak kelapa menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap.


V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Uji Baeyer  yang dilakukan dengan kalium permanganat ini memperlihatkan adanya ikatan rangkap yaitu alkena dan alkuna pada uji coba saat menggunakan aseton dan 95% etanol dengan sampel minyak kelapa dan minyak sawit.

B.     Saran
1.      Dalam pelaksanaan praktikum ini sebaiknya praktikan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur untuk meminimalisir kesalahan.
2.      Praktikum ini sebaiknya dilaksanakan dengan kondusif dan kerjasama antar kelompok harus terjaga dengan baik untuk kelancaran acara praktikum itu sendiri.
3.              Seharusnya peralatan praktikum yang akan digunakan disediakan sesuai jumlah kelompok yang mengikuti praktikum agar praktikum berjalan lancar dan kondusif .


DAFTAR PUSTAKA

Day, R,A and Underwood, A.,L.. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara. Jakarta.

Hart, Harold. 1990.  Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.

Khamidinal, Wahyuningsiha, T., Premono, S. 2009 . Kimia SMA/MA Kelas X.
Pustaka Insan Madani. Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid III. Penerbit ITB. Bandung.

Wilbraham, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan Hayati. ITB. Bandung.
.
                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar