LAPORAN KIMIA
DASAR II
ACARA
1
UJI
SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK
Oleh
:
Risqiyatul
Jannah (A1M012016)
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Asam
(yang seringdiwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia
yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7. Dalam definisi modern,asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asamasetat
(ditemukan dalamcuka) dan asamsulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).
Secara
sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air
akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hydrogen sebagai
satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan
dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai
satu-satunya ion negatif.
Menurut
J.N Bronsteddan T.M Lowry padatahun 1923 mendefinisikan asam sebagai setiap zat
sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang menyumbang proton H+
(donor proton) dan basa sebagai setiap zat sembarang (molekul atau ion) yang
menerima proton (akseptor proton)
(vogel,1982)
Pengujian
sifat asam dan basa senyawa anorganik dapat menggunakan kertas lakmus. Jika
lakmus biru oleh zat berubah merah maka zat bersifat asam sebaliknya jika
lakmus merah oleh zat berubah biru maka zat bersifat basa. Sedangkan untuk
mengukur tingkat keasaman dengan menggunakan pH paper universal dan pH meter.
Suatu
senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7sedangkan yang bersifat
basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memilikipH.= 7. Semakin kecil
pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan
basa semakin kuat apabila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH
makin besar.
Praktikum
ini bertujuan untuk menguji sifat asam
dan basa beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta
mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter.
B. Tujuan
Menguji sifat asam dan
basa beberapa senyawa organic menggunakan kertas lakmus dan mengukur pH.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan
pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal. Penggunaannya hanya
dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal
sehingga diketahui pH bahansesuai standar yang telah ada.(Sykes, Peter. 1989)
Asam merupakan zat yang
memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak
permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam
juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai
indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus,
dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.( Kasmadi dan
Luhbandjono,2006).
Basa merupakan istilah
kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena
kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk
melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai
keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas
lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Svante Arrhenius (1887)
mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa
kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan basa
adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan ion OH-.
Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (OH-)
di dalamnya (Sudarmo,2006).
Penjelasan tentang asam
dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang
sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya
asam asetat akan bersifa asam bila dilarutkan kedalam air tetapi ternyata sifat
asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene. Dari kenyataan
tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang
berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+
atau Proton (Sudarmo,2006). Menurut konsep Brosted Lowry mengenai asam dan
basa, suatu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan
positif atau proton (H+). Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat
menerima H+ (Fessenden dan Fessenden,1983)
Konsep asam basa
menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan
reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+). Misalnya,
reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi
yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis
mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis
dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah
suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau
donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu
menerima pasangan electron atau akseptor electron (Sudarmo,2006).
Untuk mengetahui harga
pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau indicator.
Alat pH meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik yang dilengkapi suatu
electrode kaca. Bila electrode kaca ini dimasukkan kedalam larutan akan timbul
beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan.
Besar beda potensial ini ditunjukan dengan angka yang menyatakan pH larutan
tersebut
Konsep pH
Apabila
suatu larutan memiliki (H+) sama dengan (OH-) walaupun
bukan air murni larutan tersebut dikatakan netral. Asam adalah zat yang
menyebabkan (H+) lebih besar daripada (OH-) sedang basa
adalah zat yang menyebabkan (OH-) lebih besar daripada (H+).
Dalam larutan asam kita anggap bahwa (H+) berasal dari asamnya, dan
(H+) dari air diabaikan. Dalam larutan basa kita anggap bahwa (OH-)
berasal dari basanya, dan (OH-) dari air diabaikan ( Kasmadi dan
Luhbandjono,2006).
III.
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
dan Alat
1. Bahan
·
5ml larutan alcohol
·
5ml larutan asam asetat
·
5ml larutan asam benzoat
·
5ml larutan etil asetat
·
5ml larutan glukosa
·
5ml larutan fruktosa
·
5ml larutan fenol
·
5ml larutan anilin
·
5ml larutan asam sitrat
2. Alat
·
Tabung reaksi
·
Cawan petri
·
Kertas lakmus
·
pH paper universal atau pH meter
·
Labu ukur 10ml
·
Timbangan
B. Prosedur
Kerja
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
No
|
Sampel
|
pH
|
Ket/Sifat
|
1
|
Alkohol
50%
5ml
Alkohol+10ml Akuades
|
5.5
|
Basa
|
2
|
Fruktosa
50%
5ml
Fruktosa+10ml akuades
|
4
|
Asam
|
3
|
Glukosa
50%
5ml
Glukosa+10ml Akuades
|
4
|
Asam
|
4
|
Asam
asetat 50%
5ml
asam asetat+10ml Akuades
|
2
|
Asam
|
5
|
Asam
sitrat 50%
5ml
Asam sitrat+10ml Akuades
|
1
|
Asam
|
No
|
Nama percobaan
|
Prosedur
|
Hasil Pengamatan
|
Foto
|
|
1.
|
Alkohol 96 %
|
Mengambil larutan alkohol 5 ml
|
|
|
|
Larutan alkohol 96 % 5 ml
|
|
|
|||
Pengenceran alkohol dengan aquades
|
|
|
|||
Mengukur PH alkohol
|
PH = 5,5 (Asam)
|
|
|||
2
|
Fruktosa 50 %
|
Larutan fruktosa 50%
|
|
|
|
Mengambil larutan fruktosa 5 ml dan
mengukur PH nya
|
PH = 4 (Asam)
|
|
|||
3
|
Glukosa 50 %
|
Glukosa
|
|
|
|
Mengambil glukosa sebesar 5 g dan
ditimbang
|
|
|
|||
mengencerkan larutan glukosa dengan aquades
|
|
|
|||
Mengukur PH glukosa
|
PH = 4 (Asam)
|
|
|||
4
|
Asam Asetat 50 %
|
Mengambil asam asetat 5 ml
|
|
|
|
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
|
|||||
Mengencerkan asam asetat dengan aquades
|
|
|
|||
Mengukur PH asam asetat
|
PH = 2 (Asam)
|
|
|||
5
|
Asam Sitrat 50 %
|
Menimbang 5 g asam sitrat
|
|
|
|
Mengencerkan asam sitrat dengan aquades
|
|
|
|||
Mengukur PH asam sitrat
|
PH = 1 (Asam)
|
|
|||
B. Pembahasan
Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan ini,
didapat hasil senyawa asam. Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur
ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal penggunaannya hanya
dengan menyamakan warna pada kertas lakmus merah dan biru dengan warna pada pH
paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada.
·
Alkohol
50%
Alkohol
mempunyai gugus fungsi R – OH. Alkohol mudah larut dalam air karena dapat
membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin panjang ikatan
karbon maka akan semakin besar pH nya.
Sudah jelas sekali
bahwa Alkohol
adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan
Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah.
Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus
penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin
banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun. Di
sebutkan di atas bahwa Alkohol merupakan asam dengan hasil praktikum di
sebutkan alkohol mempunyai Ph 5,5.
· Asam asetat 50%
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai
pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan
sebagai pelunak air. Dalam setahun,
kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Dalam praktikum di peroleh asam asetat memiliki pH 2
·
Glukosa 50%
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida
yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa",
bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon
enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada
atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH.
Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih
reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH
7. Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987), sedangkan hasil praktikumnya sendiri
di peroleh pH
4.
·
Fruktosa 50%
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose, laevulose) adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu
dari tiga gula
darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Dengan di
peroleh hasil praktikum fruktosa asam dengan pH 4.
·
Asam Sitrat
Asam sitrat
merupakan asam
organik lemah
yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara
dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria,
yang penting dalam metabolisme makhluk hidup.
Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan
dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran,
namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon
dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia
asam sitrat adalah C6H8O7
(strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam
ini tercermin pada nama IUPAC-nya,
asam
2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat, sedangkan
hasil praktikumnya sendiri di peroleh pH 2 .
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam
hasil praktikum ini, pengukuran beberapa senyawa organic menggunakan pH meter
dan kertas lakmus diperoleh alcohol 50% dengan pH 5,5 bersifat asam, fruktosa
50% dengan pH 4 bersifat asam, glukosa 50% dengan pH 4 bersifat asam, asam
asetat 50% dengan pH 2 bersifat asam dan asam sitrat dengan pH 1 bersifat asam.
B. Saran
1. Praktikan
sebaiknya teliti dalam mencocokkan warna pada pH paper universal,yangbisa
mengakibatkan kurang tepatnya dalam penentuan kadar pH.
2. Seharusnya
menggunakan alat pengukur pH lebih dari satu agar ketelitiannya lebih besar dan
bisa membedakan beberapa alat tersebut mana yang lebih teliti.
DAFTAR
PUSTAKA
Purba,
Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI
2B. Erlangga. Jakarta.
Darjanto dkk. 1989. Ilmu Kimia Organik. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.
Fessenden,R.J
dan Fessenden,J.S.1983.Kimia Organik
edisi Kedua. Erlangga. Jakarta
Kasmadi dan
Luhbandjono,Gatot. 2006. Kimia Dasar II.
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Sudarmo, Unggul.
2006. Kimia untuk SMA Kelas XI.
Phibeta. Jakarta.
Petrucci,
Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga.
Bandung.
Vogel.
1982. Analisa Anorganik Kualitatif.
PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Wilbraham,
Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar
Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar