Minggu, 13 Oktober 2013

UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK


LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA 1
UJI SIFAT ASAM DAN BASA SENYAWA ORGANIK




Oleh :
Risqiyatul Jannah (A1M012016)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013


I.                               PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Asam (yang seringdiwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern,asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asamasetat (ditemukan dalamcuka) dan asamsulfat (digunakan dalam  baterai atau aki mobil).
Secara sederhana asam dapat didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi (penguraian) dengan pembentukan ion hydrogen sebagai satu-satunya ion positif. Sedangkan basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.
Menurut J.N Bronsteddan T.M Lowry padatahun 1923 mendefinisikan asam sebagai setiap zat sembarang (baik dalam bentuk molekul ataupun ion) yang menyumbang proton H+ (donor proton) dan basa sebagai setiap zat sembarang (molekul atau ion) yang menerima proton (akseptor proton)    (vogel,1982)
Pengujian sifat asam dan basa senyawa anorganik dapat menggunakan kertas lakmus. Jika lakmus biru oleh zat berubah merah maka zat bersifat asam sebaliknya jika lakmus merah oleh zat berubah biru maka zat bersifat basa. Sedangkan untuk mengukur tingkat keasaman dengan menggunakan pH paper universal dan pH meter.
Suatu senyawa organik yang bersifat asam memiliki pH < 7sedangkan yang bersifat basa memiliki pH > 7 dan yang bersifat netral memilikipH.= 7. Semakin kecil pH kosentrasi ion H+ makin besar dan asam semakin kuat sedangkan basa semakin kuat apabila kosentrasi ion OH- makin banyak dan pH makin besar.
Praktikum ini bertujuan  untuk menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa anorganik dengan menggunakan kertas lakmus serta mengukur pH dengan pH paper universal atau pH meter.

B.     Tujuan
Menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa organic menggunakan kertas lakmus dan mengukur pH.


II.                                                    TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan  pH paper universal. Penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahansesuai standar yang telah ada.(Sykes, Peter. 1989)
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.( Kasmadi dan Luhbandjono,2006).
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (OH-) di dalamnya (Sudarmo,2006).
Penjelasan tentang asam dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya asam asetat akan bersifa asam bila dilarutkan kedalam air tetapi ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene. Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau Proton (Sudarmo,2006). Menurut konsep Brosted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif atau proton (H+). Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima H+ (Fessenden dan Fessenden,1983)
Konsep asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+). Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan electron atau akseptor electron (Sudarmo,2006).
Untuk mengetahui harga pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau indicator. Alat pH meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik yang dilengkapi suatu electrode kaca. Bila electrode kaca ini dimasukkan kedalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besar beda potensial ini ditunjukan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut
Konsep pH
            Apabila suatu larutan memiliki (H+) sama dengan (OH-) walaupun bukan air murni larutan tersebut dikatakan netral. Asam adalah zat yang menyebabkan (H+) lebih besar daripada (OH-) sedang basa adalah zat yang menyebabkan (OH-) lebih besar daripada (H+). Dalam larutan asam kita anggap bahwa (H+) berasal dari asamnya, dan (H+) dari air diabaikan. Dalam larutan basa kita anggap bahwa (OH-) berasal dari basanya, dan (OH-) dari air diabaikan ( Kasmadi dan Luhbandjono,2006).
III.                                                 METODE PRAKTIKUM

A.    Bahan dan Alat
1.      Bahan
·         5ml larutan alcohol
·         5ml larutan asam asetat
·         5ml larutan asam benzoat
·         5ml larutan etil asetat
·         5ml larutan glukosa
·         5ml larutan fruktosa
·         5ml larutan fenol
·         5ml larutan anilin
·         5ml larutan asam sitrat
2.      Alat
·         Tabung reaksi
·         Cawan petri
·         Kertas lakmus
·         pH paper universal atau pH meter
·         Labu ukur 10ml
·         Timbangan


B.     Prosedur Kerja

IV.                                                  HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
No
Sampel
pH
Ket/Sifat
1

Alkohol 50%
5ml Alkohol+10ml Akuades

5.5

Basa
2
Fruktosa 50%
5ml Fruktosa+10ml akuades

4

Asam
3
Glukosa 50%
5ml Glukosa+10ml Akuades

4

Asam
4
Asam asetat 50%
5ml asam asetat+10ml Akuades





2

Asam
5
Asam sitrat 50%
5ml Asam sitrat+10ml Akuades
1
Asam




No
Nama percobaan
Prosedur
Hasil Pengamatan
Foto
1.
Alkohol 96 %
Mengambil larutan alkohol 5 ml

 
Larutan alkohol 96 % 5 ml

 
Pengenceran alkohol dengan aquades







 
Mengukur PH alkohol
PH = 5,5 (Asam)
 
2
Fruktosa 50 %
Larutan fruktosa 50%

 
Mengambil larutan fruktosa 5 ml dan mengukur PH nya
PH = 4 (Asam)
 
3
Glukosa 50 %
Glukosa

 
Mengambil glukosa sebesar 5 g dan ditimbang

 




mengencerkan  larutan glukosa  dengan aquades

 
Mengukur PH glukosa
PH = 4 (Asam)
4
Asam Asetat 50 %
Mengambil asam asetat 5 ml

 







Mengencerkan asam asetat dengan aquades

Mengukur PH asam asetat
PH = 2 (Asam)
5
Asam Sitrat 50 %
Menimbang 5 g asam sitrat

Mengencerkan asam sitrat dengan aquades

Mengukur PH asam sitrat
PH = 1 (Asam)


B.     Pembahasan
Dari percobaan praktikum yang telah dilakukan ini, didapat hasil senyawa asam. Penggunaan pH meter adalah untuk mengukur ketelitian nilai pH terkecil. Sedangkan pH paper universal penggunaannya hanya dengan menyamakan warna pada kertas lakmus merah dan biru dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan sesuai standar yang telah ada.
·           Alkohol 50%
Alkohol mempunyai gugus fungsi R – OH. Alkohol mudah larut dalam air karena dapat membentuk ikatan hidrogen. Alkohol dapat bersifat asam. Semakin panjang ikatan karbon maka akan semakin besar pH nya.
   Sudah jelas sekali bahwa Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun. Di sebutkan di atas bahwa Alkohol merupakan asam dengan hasil praktikum di sebutkan alkohol mempunyai Ph 5,5.
·   Asam asetat 50%
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati. Dalam praktikum di peroleh asam asetat memiliki pH 2
·            Glukosa 50%
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7. Trayek pH antara 5-7 (Petrucci, 1987), sedangkan hasil praktikumnya sendiri di peroleh pH 4.

·            Fruktosa 50%
Fruktosa (bahasa Inggris: fructose, levulose, laevulose) adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Dengan di peroleh hasil praktikum fruktosa asam dengan pH 4.
·            Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat, sedangkan hasil praktikumnya sendiri di peroleh pH 2 .




V.                                                    KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dalam hasil praktikum ini, pengukuran beberapa senyawa organic menggunakan pH meter dan kertas lakmus diperoleh alcohol 50% dengan pH 5,5 bersifat asam, fruktosa 50% dengan pH 4 bersifat asam, glukosa 50% dengan pH 4 bersifat asam, asam asetat 50% dengan pH 2 bersifat asam dan asam sitrat dengan pH 1 bersifat asam.
B.     Saran
1.      Praktikan sebaiknya teliti dalam mencocokkan warna pada pH paper universal,yangbisa mengakibatkan kurang tepatnya dalam penentuan kadar pH.
2.      Seharusnya menggunakan alat pengukur pH lebih dari satu agar ketelitiannya lebih besar dan bisa membedakan beberapa alat tersebut mana yang lebih teliti.



DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI 2B. Erlangga. Jakarta.

Darjanto dkk. 1989. Ilmu Kimia Organik. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.

Fessenden,R.J dan Fessenden,J.S.1983.Kimia Organik edisi Kedua. Erlangga. Jakarta
Kasmadi dan Luhbandjono,Gatot. 2006. Kimia Dasar II. Universitas Negeri Semarang. Semarang
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XI. Phibeta. Jakarta.

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga. Bandung.

Vogel. 1982. Analisa Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.

Wilbraham, Antony dan Michael S.Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar