Selasa, 10 Juni 2014

ANALISIS HIPOTESIS ASOSIATIF DATA NON EKSPERIMENTAL

LAPORAN PRAKTIKUM
STATISTIKA

ACARA II. C
 ANALISIS HIPOTESIS ASOSIATIF DATA NON EKSPERIMENTAL



 







Kelompok 3
Penanggung jawab :
                                         Risqiyatul Jannah                        A1M012016
     Choirunnisa Ambarwati             A1M012057




KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
A.    TEORI DASAR
Statistika adalah ilmu atau seni pengembangan dan penerapan metode yang paling efektif untuk kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdasarkan matematika probabilitas (Anderson and Bancroft) dalam Supranto (2000).
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata yaitu “Hupo” (sementara) dan “thesis” (peryataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antar variabel atau lebih (Kerlinger, 1973: 18) dalam Riduwan (2006: 162).
Dalam Satistika terdapat dua bentuk hipotesis penelitian antara lain, hipotesis kerja (Ha) dan Hipotesis nol (Ho). Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis alternatif) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya yang relevan dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. Dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Ho), jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antar variabel.
Bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatiif dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan.
a.       Hipotesis Deskriptif
  Hipotesis deskriptif adalah dugaan tantang nilai suatu variabel mandiri, hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif). (Riduwan, 2006:166)
b.      Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat membedakan atau pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. ( Sugiyono, 2006: 85).
       Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu:
1.      Komparasi Berpasangan (Related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
2.      Komparasi Independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)
c.       Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih. Dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat hubungan. (Sugiyono, 2006: 86)
Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian atau alternatif ada tiga jenis yaitu:
1. Hipotesis hubungan simentris ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat.
2. Hipotesis hubungan sebab-akibat (kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.
3Hipotesis hubungan interatif ialah hipotesis hubungan antara hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling mempengaruhi (Riduwan, 2006).

Korelasi pada dasarnya merupakan nilai yang menunjukan tentang adanya hubungan antara dua variabel atau lebih serta besarnya hubungan tersebut, ini berarti bahwa korelasi tidak menunjukan hubungan sebab akibat. Apabila dipahami sebagai suatu hubungan sebab akibat, hal itu bukan karena diketahuinya koefisien korelasi melainkan karena rujukan teori atau logika yang memaknai hasil perhitungan, oleh karena itu analisis korelasi mensyaratkan acuan teori yang mendukung adanya hubungan sebab akibat dalam variabel-variabel yang dianalisa hubungannya. (Abdurrahman, 2012)
Korelasi Rank (jenjang) Spearman adalah sebuah metode yang diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan conditional variance-nya tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin atau sulit dilakukan. Dalam mengukur koefisien korelasinya, disyaratkan bahwa pengukuran kedua variabelnya sekurang-kurangnya dalam skala ordinal sehingga individu-individu yang diamati dapat diberi jenjang dalam dua rangkaian berurutan. Dalam analisis ini, hipotesis nihil yang akan diuji mengatakan bahwa dua variabel yang diteliti dengan nilai jenjangnya itu independen ; artinya bahwa tidak ada hubungan antara jenjang variabel yang satu dengan jenjang dari variabel lainnya. Pengujian dapat didasarkan pada sampel kecil ataupun sampel besar (apabila n ≥ 10). (Djarwanto, 2001)
Menurut Usman, (2003) Korelasi ini dapat juga disebut sebagai korelasi bertingkat, korelasi berjenjang, korelasi berurutan, atau korelasi berpangkat. Korelasi rank dipakai apabila:
1.      Kedua variabel yang akan dikorelasikan itu mempunyai tingkatan data ordinal
2.      Jumlah anggota sampel dibawah 30 (sampel kecil)
3.      Data memang diubah dari interval ke ordinal
4.      Data interval tidak berdistribusi normal
Asumsi yang harus dipenuhi dalam korelasi spearman rank adalah :
1.      Data terdiri dari n pasangan sampel acak hasil pengamatan dapat berupa data numerik atau non numerik.
2.       Setiap pasangan pengamatan menyatakan dua hasil pengukuran yang dilakukan terhadap objek atau individu yang sama (Conover, 1980).


Langkah kerja korelasi spearman rank sebagai berikut:
1.  Susun data dari n pengamatan secara berpasangan berbentuk : (X1,Y1), , (X2,Y2),…,(Xn,Yn).
2.   Tentukan rank (peringkat) pengamatan X dan Y dari terbesar sampai terkecil.
3.   Kalau terjadi nilai-nilai kembar baik diantara X maupun diantara Y, maka rank-rank dari nilai kembar itu menjadi sama dengan rata-rata dari nomor urutannya.
4.   Buat tabel analisis korelasi spearman rank.
5.   Kemudian hitung ρ = 1 -  dengan ketentuan uji, apabila ρ hitung  ρ  tabel maka  Hditerima, dan jika ρ hitung  ρ tabel maka  Hditolak.
Keterangan: bi = selisih ranking dari sumber satu ke sumber kedua n = jumlah sampel
6.  Bandingkan antara nilai ρ yang didapat dengan nilai ρ pada tabel.
7.  Buat kesimpulan sesuai dengan hasil pengujian diatas (Guilford, 1979)

B.     TUJUAN
1.      Mengumpulkan dan menyajikan data non eksperimeental
2.      Menganalisis data non eksperimental menggunakan metode analisis asosiatif (Korelasi Spearman Rank), dengan tahap-tahap yang sistematis dan mampu menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
C.    BAHAN DAN ALAT
1.      Alat:
-          Alat tulis
-          Kalkulator
-          Kertas HVS
-          Wadah
-          Tabel ρ

2.      Bahan:
-          Coklat
-          Biskuit
-          Wafer
-          Crackers
-          Minuman Sari Buah

D.    PROSEDUR KERJA


E.     DATA PENGAMATAN
1)      Judul
Tingkat Kesesuaian Mahasiswa Dalam Menilai 5 Jenis Makanan
2)      Hipotesis
Ho           Tidak terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.
Ha              Terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.
3)                  Tabel Penyajian Data
     
No
Makanan
Mahasiswa 1
(Xi)

Mahasiswa 2
(Yi)

Ranking
(Xi)
Ranking
(Yi)
bi
bi²
1
2
3
4
5
Coklat
Biskuit
Wafer
Crackers
Minuman sari buah
6
8
9
8
7
6
8
7
8
5
5
2,5
1
2,5
4
4
1,5
3
1,5
5
1
1
-2
1
-1
1
1
4
1
1
Jumlah





8

4)      Perhitungan
·         Korelasi Spearman Rank
ρ = 1 - 6 ∑bi2
                             n(n2-1)
  = 1 – 6(8)
                                                    5(52-1)
         = 1 – 48
                                120
                        = 1 – 0,4
   ρ = 0,6      
·         Tabel ρ
α 5% = 1,00
ρ = 0,6
ρ < α 5% = 0,6 < 1,000

Kesimpulan :
Jadi, Ho diterima Ha ditolak.
Maka, tidak ada perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.

F.     PEMBAHASAN
Pada analisis data non eksperimental dengan menggunakan analisis hipotesis asosiatif ini, telah dilakukan pengumpulan dan penyajian data menggunakan 5 jenis makanan yang berbeda, yaitu coklat, biskuit, wafer, crackers, dan minuman sari buah. Makanan tersebut diberikan kepada dua orang mahasiswa penguji untuk melakukan penilaian terhadap rasa dari kelima jenis makanan tersebut dan masing-masing jenis makanan diberikan skor dari 1-10.
Variabel dari analisis ini adalah cita rasa makanan, dan sampel yang digunakan untuk menilai cita rasa tersebut adalah dua orang mahasiswa (mahasiswa 1 dan mahasiswa 2). Lalu dibandingkan apakah terdapat kesesuaian cita rasa makanan diantara penilaian dua orang mahasiswa dalam menilai 5 makanan tersebut.
Pada data pengamatan, nilai yang didapatkan dari mahasiswa 1 terhadap lima makanan 1-5 secara berurut (coklat, biskuit, wafer, crackers, dan minuman sari buah) adalah 6, 8, 9, 8, dan 7. Sedangkan data nilai yang didapatkan dari mahasiswa 2 terhadap lima makanan 1-5 secara berurut (coklat, biskuit, wafer, crackers, dan minuman sari buah) adalah 6, 8, 7, 8, dan 5. Dari data tersebut ditulis didalam tabel hasil pengamatan.
Setelah data ditulis dalam tabel, selanjutnya hipotesis disusun. Hipotesis yang pertama disusun ialah Ho, yaitu tidak terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan. Sedangkan hipotesis yang kedua ialah hipotesis alternatif (Ha), yaitu terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.
Setelah menentukan hipotesis, selanjutnya menghitung dengan menggunakan Korelasi Spearman Rank dari data yang sudah didapatkan tersebut. Langkah pertama yaitu membuat tabel analisis Korelasi Spearman, dengan menentukan ranking (peringkat) pengamatan Xi dan Yi. Xi adalah nilai terhadap rasa makanan yang diperoleh dari mahasiswa 1, sedangkan Yi adalah nilai terhadap rasa makanan diperoleh dari mahasiswa 2. Selanjutnya Ranking1 (Xi) ditentukan, dengan mengurutkan penilaian dari mahasiswa 1 yang terbesar sampai terkecil lalu dituliskan ranking dari data tersebut. Penentuan Ranking2 (Yi) juga ditentukan dengan cara yang sama seperti R1, namun dari penilaian mahasiswa 2. Apabila terdapat dua data dengan nilai yang sama maka, ranking-ranking dari nilai kembar itu menjadi sama dengan rata-rata dari nomor urutannya. Dan didapatlah ranking dari lima jenis makanan tersebut berurut untuk R1 yaitu 5; 2,5; 1; 2,5; 4. Sedangkan ranking dari lima jenis makanan tersebut yang didapat secara berurut untuk R2 yaitu 4; 1,5; 3; 1,5; 5.
Selanjutnya penentuan nilai bi, bi adalah selisih ranking dari mahasiwa 1 ke mahasiswa 2 atau rumusnya ialah R1 dikurangi dengan R2 pada objek penilaian (rasa 5 jenis makanan). Maka didapatkan nilai bi yaitu 1; 1; -2; 1,5; 4, sehingga bi² dapat ditentukan. bi² adalah total kuadrat dari selisih ranking dari mahasiswa 1 ke mahasiswa 2 atau dengan kata lain yaitu total kuadrat dari masing-masing bi yang didapatkan. Maka didapatkanlah nilai dari bi² yaitu 1; 1; 4; 1; 1 dengan jumlahnya sebesar 8.
Setelah data tersebut disajikan dalam bentuk tabel analisis Korelasi Spearman Rank, dilakukan perhitungan ρ dengan 1 dikurangi 6 dikalikan sigma bi² dibagi dengan jumlah sampel yang dikalikan dengan jumlah sampel kuadrat dikurangi 1 atau dengan rumus sebagai berikut:
ρ = 1 -
Berdasarkan dari perhitungan tersebut diperoleh nilai ρ sebesar 0,6. Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka nilai ρ dibandingkan dengan tabel ρ pada taraf kesalahan (α) 5%. Untuk mengetahui nilai dari tabel ρ (α) 5% dengan menggunakan tabel ρ yang sudah ditetapkan. Nilai tabel ρ (α) 5% bernilai 1. Dengan demikian, nilai ρ hitung dibandingkan dengan nilai ρ pada tabel. Dari data perhitungan tersebut nilai ρ hitung lebih kecil daripada nilai ρ pada tabel (5%) dengan nilai 0,6 lebih kecil daripada 1.
Jika nilai ρ hitung lebih kecil daripada nilai ρ tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan tersebut atau dengan kata lain terdapat kesesuaian penilaian antara mahasiswa 1 dan mahasiswa 2 dalam menilai kelima jenis makanan.

G.    KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat didimpulkan  bahwa :
1.      Data non eksperimental dalam analisis hipotesis asosiatif ini, dapat  dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel analisis Korelasi Spearman Rank.
2.      Uji Korelasi Spearman Rank dapat digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint normal distribution dan conditional variance-nya tidak diketahui sama. Korelasi rank dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin atau sulit dilakukan. Seperti dalam menentukan apakah terdapat perbedaan penilaian antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan. Dalam analisis ini dengan perhitungan Korelasi Spearman Rank, dapat disimpulkan bahwa  hipotesis nol (Ho) diterima. Bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua mahasiswa dalam menilai kelima jenis makanan.