Rabu, 16 Oktober 2013

PEMBUATAN LARUTAN


LAPORAN KIMIA DASAR II



ACARA 8
PEMBUATAN LARUTAN







Oleh :
Risqiyatul Jannah (A1M012016)




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013


I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kata larutan (solution) sering dijumpai.  Larutan merupakan campuran homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis.  Ada dua komponen utama pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut  (solvent).  Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada sifat kedua komponen pembentukan larutan.  Apabila fase larutan dan fase zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya.
Larutan baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalu pembuatannya secara langsung.  Disamping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder, larutan ini kebekuannya (kapasitas molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan ini, untuk mengetahu pembuatan larutan dan standarisasi suatu larutan.

B.     Tujuan
1.      Mampu membuat larutan dengan berbagai konsentrasi
2.      Mampu membuat larutan dengan pengenceran berbagai konsentrasi


C.      
II.                TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi, bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas, gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas dasar ini campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih. Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
1.       Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1.    Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.
2.  Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan : M1 x V1 =  M2 xV2                  
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan (Keenan, 1989)
2.       Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 1999).


III.             METODE PRAKTIKUM

A.    Bahan dan Alat
1.      Membuat larutan NaCl 0,1 , C6H12O6 0,2 M dan C11H22O11  0,02 M
a.       Bahan
·         NaCl (garam dapur) 0,1 M
·         C6H12O6 (glukosa) 0,2 M
·         C11H22O11 (sukrosa/gula pasir) 0,02 M
b.      Alat
·         Gelas kimia
·         Labu volumetric
·         Pipet volume
·         Gelas ukur
·         Kaca arloji
·         Batang pengaduk
·         Neraca analitik
·         Corong kaca
2.      Membuat larutan dengan pengenceran
a.       Bahan
·         NaCl (garam dapur) 0,1 M
·         C6H12O6 (glukosa) 0,2 M
·         C11H22O11 (sukrosa/gula pasir) 0,02 M
b.      Alat
·         Gelas kimia
·         Labu volumetric
·         Pipet volume
·         Gelas ukur
·         Kaca arloji
·         Batang pengaduk
·         Neraca analitik
·         Corong kaca

B.     Prosedur Kerja
1.      Membuat larutan NaCl 0,1 M C6H12O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02M

2.      Membuat larutan dengan pengenceran


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Membuat larutan NaCl 0,1 M C6H12O6 0,2 M dan C11H22O11 0,02 M

a.       Membuat larutan NaCl 0,1 M
Diketahui :
·         Vpelarut          : 50ml
: 0,05 liter
·         Mr NaCl          : 58,5
 n  =  M x v
     =  0,1 x 0,05 liter
     =  0,005 mol
gram = n x Mr
          = 0,005 x 58,5
          = 0,2925 gram
Jadi untuk membuat larutan NaCl 0,1 M 500ml dibutuhkan NaCl sebanyak 0,2925 gram.
b.      Membuat larutan glukosa (C6H12O6) 0,2 M
Diketahui :
·         Vpelarut                     : 50ml
: 0,05 liter
·         Mr C6H12O6            : 180
 n  =  M x v
     =  0,2 x 0,05 liter
     =  0,01 mol
gram = n x Mr
          = 0,01 x 180
          = 1,8 gram
Jadi untuk membuat larutan C6H12O6 0,2 M 50ml dibutuhkan C6H12O6 sebanyak 1,8 gram.

c.       Membuat larutan C11H22O11 0,02 M
Diketahui :
·         Vpelarut                : 50ml
: 0,05 liter
·         Mr C11H22O11    : 330
 n  =  M x v
     =  0,02 x 0,05 liter
     =  0,001 mol
gram = n x Mr
          = 0,001 x 330
          = 0,33 gram
Jadi untuk membuat larutan C11H22O11 0,02 M 50ml dibutuhkan C11H22O11sebanyak 0,33 gram.
2.      Membuat larutan dengan pengenceran
a.       Pengenceran NaCl 0,1 M sebanyak 10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,1 M

M1 x V1          = M2 x V2
0,1 x 0,001      = M2 x 0,1
M2                   =
                         = 0,01 M
b.      Pengenceran C6H12O6 0,2 M sebanyak 10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,2 M
M1 x V1          = M2 x V2
0,2 x 0,01        = M2 x 0,1
M2                   =
                         = 0,02 M

c.       Pengenceran C11H22O11 0,02 M sebanyak 10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,02 M

M1 x V1          = M2 x V2
0,02 x 0,01      = M2 x 0,1
M2                   =
                         = 0,002 M

Foto Pengamatan
Gambar
Keterangan

Menimbang bahan C11H22O11 0,02 M sebanyak 0,33 gram

Menimbang bahan NaCl 0,1 M sebanyak 0,2922 gram

Menimbang bahan C6H12O6 0,2 M sebanyak 1,8 gram
Mengukur banyaknya air sebagai pelarut menggunakan gelas ukur untuk mlarutkan masing-masing bahan

Bahan C11H22O11 yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan ditambahkan pelarut sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut dan dikocok agar bahan larut

Bahan NaCl yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan ditambahkan pelarut sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut dan dikocok agar bahan larut

Bahan C6H12O6 yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan ditambahkan pelarut sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut dan dikocok agar bahan larut
Hasil pengenceran konsentrasi larutan C11H22O11 dan diperoleh konsentrasi baru sebesar 0,002 M

Hasil pengenceran konsentrasi larutan NaCl dan diperoleh konsentrasi baru sebesar 0,01 ─

Hasil pengenceran konsentrasi larutan C6H12O6 dan diperoleh konsentrasi baru sebesar 0,02 ─




B.     Pembahasan
·         Membuat larutan NaCl 0,1 , C6H12O6 0,2 M dan C 11H22O11  0,02M
Dalam percobaan ini, pembuatan larutan NaCl 0,1M dengan massa relative 58,5 gram/mol. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas NaCl ke persamaan mol=volume x molaritas. Setelah nilai mol didapatkan, kembali mensubstitusi mol dan massa relative NaCl ke persamaan massa=mol x Mr. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai massa NaCl yaitu 0,2925 gram.
Pembuatan larutan glukosa (C6H12O6) 0,2M dengan massa relative 180 gram/mol. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas C6H12O6 ke persamaan mol=volume x molaritas. Setelah nilai mol didapatkan, kembali mensubstitusi mol dan massa relative C6H12O6 ke persamaan massa=mol x Mr. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai massa C6H12O6 yaitu 1,8 gram.
Pembuatan larutan C11H22O11  0,02 M dengan massa relative 330 gram/mol. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas C11H22O11 ke persamaan mol=volume x molaritas. Setelah nilai mol didapatkan, kembali mensubstitusi mol dan massa relative C11H22O11 ke persamaan massa=mol x Mr. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai massa C11H22O11 yaitu 0,33 gram.


·            Membuat larutan dengan pengenceran
Dalam percobaan ini, pengenceran NaCl 0,1 M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas setelah NaCl diencerkan dengan persamaan M1V1=M2V2, diperoleh 0,01 M NaCl setelah diencerkan.
Pengenceran glukosa (C6H12O6) 0,2M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas setelah C6H12O6 diencerkan dengan persamaan M1V1=M2V2, diperoleh 0,02 M C6H12O6 setelah diencerkan.
Pengenceran C11H22O11 0,02M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas setelah V diencerkan dengan persamaan M1V1=M2V2, diperoleh 0,002 M C11H22O11setelah diencerkan.






V.                KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Dari percobaan yang telah dilakukan, untuk membuat larutan NaCl 0,1M dibutuhkan NaCl 0,2925 gram, untuk larutan glukosa 0,2M dibutuhkan glukosa 1,8 gram dan untuk larutan C11H22O11 dibutuhkan C11H22O11 0,33gram.
2.      Dari percobaan yang telah dilakukan, untuk pengenceran10ml larutan NaCl 0,1M dibutuhkan 0,01M , untuk 10ml larutan glukosa 0,2M dibutuhkan 0,02M dan untuk larutan C11H22O11 dibutuhkan 0,002M.

B.     Saran
1.      Praktikan harus teliti saat menimbang bahan dengan neraca analitik.
2.      Untuk bahan-bahannya bila perlu diperbanyak lagi agar praktikan memahami lebih jauh dalam pembuatan larutan dan pengenceran tidak hanya dari ketiga bahan tersebut.
3.      Praktikan lebih mempelajari materi sebelum praktikum agar lebih lancar dalam praktikum.



DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima Jilid Pertama. Penerbit Jakarta. Erlangga.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga. Jakarta.

Hiskia, Achmad.1996.Kimia Larutan. PT Citra Aditiya Bakti. Bandung.

Mulyono HAM. 2006.Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara. Jakarta.

S.M.  Khopkar.2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar