LAPORAN KIMIA
DASAR II
ACARA
8
PEMBUATAN
LARUTAN
Oleh :
Risqiyatul Jannah (A1M012016)
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata
larutan (solution) sering dijumpai. Larutan merupakan campuran
homogen antar dua atau lebih zat berbeda jenis. Ada dua komponen utama
pembentukan larutan, yaitu zat terlarut (solution), dan pelarut (solvent).
Fasa larutan dapat berupa fasa gas, cair, atau fasa padat bergantung pada
sifat kedua komponen pembentukan larutan. Apabila fase larutan dan fase
zat-zat pembentukannya sama, zat yang berada dalam jumlah terbanyak umumnya
disebut pelarut sedangkan zat lainnya sebagai zat terlarutnya.
Larutan
baku primer berfungsi untuk membakukan atau untuk memastikan konsentrasi
larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketepatan/kepastian
konsentrasinya sukar diperoleh melalu pembuatannya secara langsung.
Disamping larutan baku primer, dikenal juga larutan baku sekunder, larutan ini
kebekuannya (kapasitas molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku
primer.
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan
konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan percobaan ini, untuk mengetahu pembuatan larutan
dan standarisasi suatu larutan.
B. Tujuan
1. Mampu membuat larutan dengan berbagai
konsentrasi
2. Mampu membuat larutan dengan pengenceran
berbagai konsentrasi
C.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan
yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Jika dua zat
yang berbeda dimasukkan dalam suatu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu bereaksi,
bercampur, dan tidak bercampur. Jika bereaksi
akan menghasilkan zat baru yang sifatnya berbeda dari zat semula. Dua zat dapat
bercampur bila ada interaksi antara partikelnya. Interaksi itu ditentukan oleh
wujud dan sifat zatnya. Oleh sebab itu, campuran dapat dibagi atas gas – gas,
gas – padat, cair – cair, cair – padat, dan padat – padat (Syukri, 1999 : 350)
Bila dua atau
lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada 3
kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua
jenis campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan seacara
mekanis. Sedang larutan yang bersifat homogeny dan tidak dapat dipisahkan
secara mekanis. Atas dasar ini campuran
larutan didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua zat atau lebih.
Keadaan Fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan
yang berubah-ubah pada jarak yang luas (Sukardjo, 1997 : 141)
Pada umumnya
zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam
asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan,
2004).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis,
efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar,
2003).
1. Konsentrasi
Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif
digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan
jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam
sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan
konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta
ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus
diperhatikan:
1.
Apabila dari
padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volum atau massa larutan yang
akan dibuat.
2. Apabila larutan yang
lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan satuan yang
diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan : M1 x V1 = M2
xV2
M1 :
Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 :
Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 :
Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2
: Volume larutan atau massa setelah diencerkan (Keenan,
1989)
2.
Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya.
Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini
merusak kulit (Brady, 1999).
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
1. Membuat larutan NaCl 0,1 , C6H12O6 0,2 M
dan C11H22O11 0,02 M
a. Bahan
·
NaCl
(garam dapur) 0,1 M
·
C6H12O6
(glukosa) 0,2 M
·
C11H22O11
(sukrosa/gula pasir) 0,02 M
b. Alat
·
Gelas
kimia
·
Labu
volumetric
·
Pipet
volume
·
Gelas
ukur
·
Kaca
arloji
·
Batang
pengaduk
·
Neraca
analitik
·
Corong
kaca
2. Membuat larutan dengan pengenceran
a. Bahan
·
NaCl
(garam dapur) 0,1 M
·
C6H12O6
(glukosa) 0,2 M
·
C11H22O11
(sukrosa/gula pasir) 0,02 M
b. Alat
·
Gelas
kimia
·
Labu
volumetric
·
Pipet
volume
·
Gelas
ukur
·
Kaca
arloji
·
Batang
pengaduk
·
Neraca
analitik
·
Corong
kaca
B. Prosedur Kerja
1. Membuat larutan NaCl 0,1 M C6H12O6 0,2 M
dan C11H22O11 0,02M
2. Membuat larutan dengan pengenceran
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Membuat larutan NaCl 0,1 M C6H12O6 0,2 M
dan C11H22O11 0,02 M
a. Membuat larutan NaCl 0,1 M
Diketahui :
·
Vpelarut
: 50ml
: 0,05 liter
·
Mr
NaCl : 58,5
n
= M x v
=
0,1 x 0,05 liter
=
0,005 mol
gram = n x Mr
= 0,005 x 58,5
= 0,2925 gram
Jadi untuk membuat larutan NaCl 0,1
M 500ml dibutuhkan NaCl sebanyak 0,2925 gram.
b. Membuat larutan glukosa (C6H12O6) 0,2 M
Diketahui :
·
Vpelarut
: 50ml
: 0,05 liter
·
Mr
C6H12O6 : 180
n
= M x v
=
0,2 x 0,05 liter
=
0,01 mol
gram = n x Mr
= 0,01 x 180
= 1,8 gram
Jadi untuk membuat larutan C6H12O6 0,2 M 50ml dibutuhkan C6H12O6 sebanyak 1,8 gram.
c. Membuat larutan C11H22O11 0,02 M
Diketahui :
·
Vpelarut
: 50ml
: 0,05 liter
·
Mr
C11H22O11 : 330
n
= M x v
=
0,02 x 0,05 liter
=
0,001 mol
gram = n x Mr
= 0,001 x 330
= 0,33 gram
Jadi untuk membuat larutan C11H22O11 0,02 M 50ml dibutuhkan C11H22O11sebanyak 0,33 gram.
2. Membuat larutan dengan pengenceran
a. Pengenceran NaCl 0,1 M sebanyak 10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,1 M
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 0,001 = M2 x 0,1
M2
=
= 0,01 M
b. Pengenceran C6H12O6 0,2 M sebanyak 10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,2 M
M1 x V1 = M2 x V2
0,2 x 0,01 = M2 x 0,1
M2
=
= 0,02 M
c. Pengenceran C11H22O11 0,02 M sebanyak
10ml
Diketahui :
V1 : 10ml : 0,01 liter
V2 : 100ml : 0,1 liter
M1 : 0,02 M
M1 x V1 = M2 x V2
0,02 x 0,01 = M2 x 0,1
M2
=
= 0,002 M
Foto
Pengamatan
Gambar
|
Keterangan
|
|
Menimbang bahan C11H22O11
0,02 M sebanyak 0,33 gram
|
|
Menimbang bahan NaCl
0,1 M sebanyak 0,2922 gram
|
|
Menimbang bahan C6H12O6
0,2 M sebanyak 1,8 gram
|
|
Mengukur banyaknya
air sebagai pelarut menggunakan gelas ukur untuk mlarutkan masing-masing
bahan
|
|
Bahan C11H22O11
yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan
ditambahkan pelarut sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut
dan dikocok agar bahan larut
|
|
Bahan NaCl yang telah
ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan ditambahkan pelarut
sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut dan dikocok agar
bahan larut
|
|
Bahan C6H12O6
yang telah ditimbang, dimasukkan ke dalam labu volumetric 50 ml dan
ditambahkan pelarut sampai batas yang tertera pada labu volumetric tersebut
dan dikocok agar bahan larut
|
|
Hasil pengenceran
konsentrasi larutan C11H22O11 dan diperoleh
konsentrasi baru sebesar 0,002 M
|
|
Hasil pengenceran
konsentrasi larutan NaCl dan diperoleh konsentrasi baru sebesar
0,01 ─
|
|
Hasil pengenceran
konsentrasi larutan C6H12O6 dan diperoleh
konsentrasi baru sebesar 0,02 ─
|
B. Pembahasan
·
Membuat larutan NaCl 0,1 , C6H12O6 0,2 M dan C 11H22O11 0,02M
Dalam
percobaan ini, pembuatan larutan NaCl 0,1M dengan massa relative 58,5 gram/mol.
Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas NaCl ke persamaan
mol=volume x molaritas. Setelah nilai mol didapatkan, kembali mensubstitusi mol
dan massa relative NaCl ke persamaan massa=mol x Mr. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, didapatkan nilai massa NaCl yaitu 0,2925 gram.
Pembuatan
larutan glukosa (C6H12O6) 0,2M dengan massa relative 180 gram/mol. Berdasarkan
data tersebut, dapat dihitung molaritas C6H12O6 ke persamaan mol=volume x
molaritas. Setelah nilai mol didapatkan, kembali mensubstitusi mol dan massa
relative C6H12O6 ke persamaan massa=mol x Mr. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan, didapatkan nilai massa C6H12O6 yaitu 1,8 gram.
Pembuatan
larutan C11H22O11 0,02 M dengan massa
relative 330 gram/mol. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas
C11H22O11 ke persamaan mol=volume x molaritas. Setelah nilai mol didapatkan,
kembali mensubstitusi mol dan massa relative C11H22O11 ke persamaan massa=mol x
Mr. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai massa
C11H22O11 yaitu 0,33 gram.
·
Membuat larutan dengan pengenceran
Dalam percobaan
ini, pengenceran NaCl 0,1 M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml.
Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung molaritas setelah NaCl diencerkan
dengan persamaan M1V1=M2V2, diperoleh 0,01 M NaCl setelah diencerkan.
Pengenceran
glukosa (C6H12O6) 0,2M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml. Berdasarkan
data tersebut, dapat dihitung molaritas setelah C6H12O6 diencerkan dengan
persamaan M1V1=M2V2, diperoleh 0,02 M C6H12O6 setelah diencerkan.
Pengenceran
C11H22O11 0,02M sebanyak 10ml diencerkan dengan air 100ml. Berdasarkan data
tersebut, dapat dihitung molaritas setelah V diencerkan dengan persamaan
M1V1=M2V2, diperoleh 0,002 M C11H22O11setelah diencerkan.
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari percobaan yang telah dilakukan,
untuk membuat larutan NaCl 0,1M dibutuhkan NaCl 0,2925 gram, untuk larutan
glukosa 0,2M dibutuhkan glukosa 1,8 gram dan untuk larutan C11H22O11 dibutuhkan
C11H22O11 0,33gram.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan,
untuk pengenceran10ml larutan NaCl 0,1M dibutuhkan 0,01M , untuk 10ml larutan
glukosa 0,2M dibutuhkan 0,02M dan untuk larutan C11H22O11 dibutuhkan 0,002M.
B. Saran
1. Praktikan harus teliti saat menimbang
bahan dengan neraca analitik.
2. Untuk bahan-bahannya bila perlu
diperbanyak lagi agar praktikan memahami lebih jauh dalam pembuatan larutan dan
pengenceran tidak hanya dari ketiga bahan tersebut.
3. Praktikan lebih mempelajari materi
sebelum praktikum agar lebih lancar dalam praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima Jilid Pertama.
Penerbit Jakarta. Erlangga.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood.
1998. Analisis Kimia Kualitatif.
Erlangga. Jakarta.
Hiskia, Achmad.1996.Kimia
Larutan. PT Citra Aditiya Bakti. Bandung.
Mulyono HAM. 2006.Membuat Reagen
Kimia. Bumi Aksara. Jakarta.
S.M. Khopkar.2008. Konsep
Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.
PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar