Selasa, 10 Juni 2014

ASPEK PEMASARAN

TUGAS TERSTRUKTUR
PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI PANGAN

ASPEK PEMASARAN
PERENCANAAN PENDIRIAN INDUSTRI
GULA KELAPA KRISTAL FUNGSIONAL “GENDHIS JAHE”




Disusun Oleh :
Dwi Aprianti K                     A1M012002
Chandra M                            A1M011036
Nila Nor Hidayah                  A1M012006
Nurul Aeni                             A1M012013
Risqiyatul Jannah                 A1M012016
Siti Nurul Hidayah                A1M012068



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2014
PENDAHULUAN
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan dengan menguntungkan secara terus menerus dengan menganalisis berbagai macam aspek. Pihak yang berkepentingan dalam hal ini adalah Pelaku bisnis dan investor yang berorientasi profit dan menambah kekayaan pemilik modal, Kreditur, Pemerintah berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja, penghematan devisa, pendapatan masyarakat, serta Masyarakat.
      Ada 3 gagasan utama dalam perencanaan bisnis yang dikemukakan oleh Kotler-AB. Susanto (2000 : 80) ;
1.      Bahwa bisnis perusahaan seharusnya seperti ” Portofolio Investment ”, yaitu perlu diputuskan bisnis mana yang dapat dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau bahkan mungkin dihentikan. Karena tiap bisnis memiliki keuntungan masing-masing dan sumber daya perusahaan harus dikelola sesuai dengan potensi yang menguntungkan.
2.      Berorientasi pada potensi keuntungan di masa depan dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan. Tidak cukup dengan mengandalkan penjualan dan keuntungan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya sebagai panduan.
3.      Strategi. Perusahaan harus memiliki dan menetapkan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang dengan melihat posisi industri (lihat Identifikasi Pesaing), sasaran, peluang keahlian serta sumber daya perusahaan.

Di samping tiga gagasan utama di atas, perlu pula dilakukan analisa atau pendekatan-pendekatan untuk menanggapi adanya perubahan-perubahan pada kondisi pasar yang bisa berdampak pada faktor biaya, Tjiptono (2000 : 7- 8). Sehingga dengan melakukan analisa dapat dilakukan antisipasi agar tidak keluar biaya yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu industri adalah aspek-aspek mengenai studi kelayakan. Studi kelayakan yang harus diperhatikan antara lain : aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek organisasi, aspek yuridis dan aspek finansial. Aspek-aspek tersebut digunakan untuk memastikan agar produk yang dibuat dapat diterima oleh masyarakat luas.
Pendirian industri gula kelapa merupakan suatu peluang bagi pendiri usaha untuk menciptakan produk yang tidak hanya menambah nilai ekonomi nira kelapa, namun memiliki nilai kesehatan tinggi juga. Untuk mengetahui peluang usaha industri gula kelapa perlu dikaji lebih lanjut mengenai bagaimana prospek kelayakan pendirian industri gula kelapa yang ditinjau dari aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek organisasi, aspek yuridis dan aspek finansial.

ASPEK PEMASARAN
Aspek pemasaran  merupakan aspek pertama yang harus dianalisis dalam kajian peluang  pendirian  proyek. Kotler (2000), mendefinisikan pemasaran merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan  menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
McCharthy dan Percaunt (1986), membagi pemasaran menjadi 2 yaitu, pemasaran makro dan mikro. Pemasaran mikro adalah kenampakan dari aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan dengan mengantisipasi kebutuhan konsumen atau pelanggan dengan cara mengendalikan aliran barang dan jasa dari produsen ke  konsumen atau pelanggan. Pemasaran makro merupakan proses sosial dimana terjadi pengaturan arus barang-barang dan jasa-jasa ekonomis dari produsen ke konsumen melalui interaksi penawaran dan permintaan secara efektif dengan harapan mencapai tujuan masyarakat.
Oleh karena itu analisis pemasaran yang baik sangat menentukan maju atau mundurnya suatu industri. Apabila pemasaran lancar maka akan semakin mendorong berkembangnya industri tersebut.
1.    Gambaran umum pasar
Gula semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa dan pohon aren (enau). Karena kedua pohon ini masuk jenis tumbuhan palmae maka dalam bahasa asing, secara umum gula semut hanya disebut sebagai Palm Sugar atau Palm Zuiker. Gula kelapa mengandung kalori, protein kasar, mineral, vitamin dan senyawa lainnya
Rancangan industri gula kelapa fungsional dengan tambahan rempah jahe ini bernama “Gendhis Jahe” dengan slogan “Sehatnya hidup, manisnya Gula Kita”.
Gula kelapa jahe terbuat dari nira kelapa dan laru (kulit manggis dan kapur sirih). Gula kelapa dibuat dengan cara Nira disaring kemudian dimasak 7 sampai 8 jam, diaduk sampai kental dan ditambahkan ekstrak rempah jahe, dikeringkan (bisa disebut proses pendinginan). Kemudian nira akan berbentuk gumpalan dan dihancurkan dengan batok kelapa dan diayak. Penambahan rempah jahe merupakan inovasi, memberikan banyak manfaat dalam bidang kesehatan dan juga menambah cita rasa khas pada gula kelapa kristal fungsional “Gendhis Jahe”.
Penawaran  pada konsumen perlu dilakukan dan juga perlu diperhatikan juga daya terima masyarakat terhadap gula kelapa jahe yang berkaitan dengan rasa, warna, dan tekstur yang biasanya lebih sering menggunakan gula pasir daripada gula kelapa dalam kebutuhan sehari-hari. Walaupun demikian gula kelapa jahe “Gendhis Jahe” akan ditonjolkan dari segi rasa dan baik untuk kesehatan yang akan menjadi daya tarik serta keunikan tersendiri bagi konsumen dan akan menjadi daya tarik tersendiri untuk produk kami.
Produk gula kelapa kristal jahe “Gendhis Jahe” dipasarkan di wilayah dalam negeri dan luar negeri. Untuk dalam negeri di pasarkan di  cibitung, semarang, berbagai superrmarket dan swalayan. Sedangkan di luar negeri di pasarkan di singapura, slandia baru, australia, montana, mongaria, kanada, AS.
Pemilihan tersebut dikarenakan wilayah tersebut untuk dalam negeri sebagai pusat pemasaran ekspor ke luar negeri juga dan sebagai pusat perbelanjaan masyarakat, yang kadar peminat konsumsi gula kelapa tinggi. Sedangkan di luar negeri memang berbagai negara tersebut sudah terbiasa mengekspor gula kelapa Indonesia. Dalam perluasan pasar kami akan memasok barang ke kota-kota besar luar jawa untuk menambah keuntungan dan memperkenalkan produk kami ke masyarakat.
Dalam pemasaran yang dilakukan sangat perlu gula kelapa di pack dalam kemasan yang menarik. Dalam hal ini kami membuat suatu kemasan yang dapat menarik pembeli. Dalam kemasan ini kami pack dalam ukuran 2,5g , 300g, 1kg, 20kg. Bentuk kemasan bervariasi sesuai beratnya. Dan untuk nama dalam kemasan kami buat sebagai berikut:
2.        Permintaan
Jumlah permintaan selalu berhubungan dengan jumlah penawaran. Permintan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen, pada suatu pasar atau masyarakat tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Gula kristal kelapa fungsional merupakan produk olahan berbahan baku nira kelapa dan laru (kapur sirih dan kulit manggis) dengan tambahan rempah jahe alami yang baru akan dikembangkan di wilayah Kabupaten Banyumas yang berpusat di Purwokerto, sehingga belum dapat ditentukan jumlah permintaan secara pasti. Namun dapat diperkirakan bahwa jumlah permintaan akan meningkat tiap tahunnya mengingat gula kristal kelapa fungsional ini memiliki beberapa kelebihan.
Dengan kualitas yang baik dari produk gula kristal kelapa yang akan diproduksi karena menggunakan bahan-bahan alami dan tanpa bahan pengawet, serta  mengingat bahwa gula kristal kelapa merupakan jenis produk baru dari inovasi produk gula kelapa yang sudah ada di pasaran, maka peluang untuk penawaran gula kristal kelapa masih sangat besar.
Gula kristal kelapa merupakan produk yang banyak digunakan untuk berbagai campuran ataupun tambahan dalam pembuatan produk makanan dan minuman. Produk pangan gula kristal kelapa ini masih mempunyai peluang prospek yang baik. Hal ini dikarenakan konsumen gula kristal kelapa ingin sesuatu yang baru dari gula kristal kelapa yang biasanya yaitu penggunaan gula kristal kelapa memiliki resiko terkena diabetes lebih rendah dari gula biasa. Selain itu, penambahan rempah jahe dalam gula kristal kelapa ini memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan.
Permintaan pasar baik distributor maupun konsumen langsung perbulannya mencapai lebih dari total produk yang diproduksi. Dalam sebulan, produsen menghasilkan 8-10 ton per bulan dan meningkat pada waktu-waktu tertentu seiring dengan meningkatnya permintaan pasar.

            Grafik: Permintaan Gula Kelapa Kristal Nasional Tahun 2008-2012
       Berasarkan bentuk grafik permintaan gula kelapa ristal tersebut, kita dapat memperkirakan bentuk data mendekati linier. Oleh karena itu, dari data konsumsi tersebut kita dapat memproyeksikan permintaan pada tahun-tahun berikutnya dengan metode regresi linier. Formulasi untuk linier sederhana adalah sebagai berikut:
       Dengan formulasi di atas, diperoleh persamaan regresi liniernya adalah sebagai berikut:
     Y = 0,475x + 23,29
Sehingga jika persamaa tersebut dipakai untuk memperkirakan permintaan pada tahun-tahun mendatang, maka diperoleh proyeksi permintaan dengan metode regresi linier hingga tahun 2013
Proyekai permintaan gula kelapa nasional
Tahun
Konsumsi (Ton)
2008
400
2009
480
2010
576
2011
691
2012
829
2013
995
3.        Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Faktor yang mempengaruhi permintaan dalam produksi Gendhis jahe ini meliputi:
1.         Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan. Semakin banyak jumlah penduduk yang sebagian besar mengkonsumsi Gendhis Jahe setiap harinya, maka permintaan akan produksi gula kristal jahe fungsional akan meningkat.
2.         Penghasilan Konsumen
Penghasilan konsumen sangat mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhannya. konsumen yang memiliki penghasilan cukup akan lebih cenderung memilih produk yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak segan dalam memilih jenis pangan fungsional sebagai tambahan dalam pemenuhan gizinya, sehingga kemungkinan akan tertarik pada gula kristal jahe fungsional ini. Penyebaran dari mulut kemulut tentang Gendhis Jahe ini akan memdorong peningkatan permintaan produksi gula kristal tersebut.
3.         Kualitas Produk
Produk yang memiliki kualitas bagus akan mempengaruhi tingkat produksi barang tersebut. Jika kualitas Gendhis Jahe sudah tidak diragukan lagi, konsumen akan percaya dengan produk ini. Hal itu akan meningkatkan tingkat produksi Gendhis Jahe. Semakin banyaknya permintaan akan gula tersebut maka pemasokan bahan baku yang berkualitas juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas Gendhis Jahe.
4.         Selera Konsumen
Setiap konsumen tidak seluruhnya memiliki tingkat kesukaan terhadap jahe yang sama. Ada sebagian orang yang tidak menyukai jahe, akan tetapi dengan adanya Gendhis Jahe ini rasa jahe pada gula tidak mencapai 100% sehingga rasa jahe tidak mendominasi karena rasa jahe tersamarkan oleh manisnya gula. Hal tersebut akan menambah selera konsumen yang kurang menyukai jahe untuk mengkonsumsinya. Jika konsumen yang kurang menyukai jahe tertarik pada Gendhis Jahe maka akan menambah jumlah peminat gula ini. Semakin banyak peminat Gendhis Jahe akan menyebabkan semakin tingginya permintaan masyarakat akan gula kristal jahe fungsional tersebut.

4.        Penawaran
     Pengertian penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada suatu pasar atau masyarakat dan ditawarkan produsen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhinya adalah
1.      Harga barang
2.      Harga barang lain yang memiliki hubungan (barang pengganti atau barang lengkap).
3.      Teknologi
4.      Harga input (ongkos produksi)
5.      Tujuan perusahaan
Produk gula kristal masih dapat bersaing di pasaran. Hal ini disebabkan karena produk ini dibuat dengan berbagai tambahan pangan fungsional dan mempunyai keunikan tersendiri dari segi warna yang berbeda dari jenis gula  pada umumnya.
Dengan adanya kebutuhan pasar untuk memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan gula kristal yang memiliki kualitas cukup baik, dengan harga yang relatif bersaing dipasaran maka gula kristal merupakan produk unggulan yang  berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri.
Ada tiga pertanyaan mendasar yang mewakili aspek pemasaran yang harus dan penting untuk ditentukan, yaitu :
1.      Bagaimana agar hasil produksi perusahaan betul-betul dapat diterima konsumen?
2.      Berapa jumlah produk yang akan di produksi dan dipasarkan?
3.      Dimana produk akan dipasarkan?
Untuk itu kami malakukan survey ke salah satu produsen pemasok gula kristal bernama “CV Pondok Jaya” di kecamatan Mrebet sebagai bahan dan dasar untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas.
Pemilik Home Industri Gula Kristal Asli ini bernama bapak Muhaimin. Usaha dimulai dari tahun 1998  , dengan system produksi dari kelompok usaha tani dari beberapa kecamatan di Banyumas dan Purbalingga, dan dipasok ke CV Pondok daya untuk dikemas dan dipasarkan di dalam dan luar negeri. Pada usaha home industri ini setiap harinya menghasilkan sekitar 10ton per hari dengan hari aktif kerja sebanyak 30 hari.
Gula semut organik memiliki peluang untuk mengisi kekurangan kebutuhan gula (bahan pemanis) nasional yang selama ini sebagian masih impor dan juga berpeluang untuk masuk di pasaran luar negeri (ekspor) seperti ke Singapura, Jepang, Hongkong, USA dan Jerman (Kompas, 2007). Berdasarkan survey pasar, permintaan gula kelapa untuk ekspor sangat besar yakni sekitar 400 ton/tahun dan baru terpenuhi sekitar 50% dari total permintaan.
Berdasarkan survey pasar diketahui pula bahwa permintaan gula semut organik untuk pasar ekspor adalah sekitar 20 ton per bulan, tetapi kemampuan produksi IKM gula semut hanya sekitar 5-10 ton per bulan. Disamping itu, kualitas produk belum terstandar dan kurang stabil khususnya kadar air dan kadar abu (kotoran) masih tinggi sehingga seringkali ditolak oleh buyer. (Mustaufik, 2010)

Tahun
Konsumsi (Ton)/ Tahun
Penawaran (Ton) / Tahun
Market Share (Ton) /Tahun
2008
400
200
200
2009
480
250
230
2010
576
300
276
2011
691
325
366
2012
829
460
369
2013
995
680
315
 
Dengan data jumalah permintaan dan penawaran produsen akan jumlah  konsumsi gula kristal tiap tahun yang masih mengalami kekurangan dalam penyediaan gula kristal diperoleh data market share sebagai acuan bahwa usaha dibidang produksi pengembangan gula kristal masih berpeluang dengan baik terlebih apabila ditambahkan dengan bahan pangan fungsional yang dapat menjadi alternative pilihan bagi konsumen gula kristal.
Berdasarkan data permintaan dan market share yang ada, dapat dibuat rancangan proyeksi untuk permintaan selama 3 tahun mendatang, dengan menggunakan metode peramalan.
5.        Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
     Pemasaran yang dilakukan dapat melalui pesanan, penjualan langsung di toko dan melalui distributor atau tengkulak yang menjual pada toko atau kota lainbah.
     Pangsa gula kelapa kristal jahe di Banyumas sangat berpotensi untuk membangun sebuah industri. Industri ini dapat berkembang dibandingkan gula kelapa kristal jahe jenis lainnya karena mempunyai ciri khas dari rasa dan aroma jahenya serta keunggulan dari aspek gizi yang dapat meningkatkan penjualan.
     Dengan melihat bahan baku yang digunakan dan biaya produksi yang dihabiskan, maka harga jual dapat ditentukan dan dipatok sesuai dengan ukuran berat per kemasan. Untuk kemasan 2,5 gram dipasarkan ke konsumen dengan harga Rp. 1.500,00 dan Rp. 1.000,00 ke distributor, untuk kemasan 300 gram dipasarkan ke konsumen dengan harga Rp. 7.000,00 dan Rp.6.000,00 ke distributor, untuk kemasan 1 kg dipasarkan ke konsumen dengan harga Rp.18.000,00 dan Rp.17.000,00 ke distributor, serta untuk kemasan 20 kg dipasarkan ke konsumen dengan harga Rp. 355.000,00  dan Rp. 335.000,00 ke distributor.

6.        Perkembangan Harga
Dalam aspek pemasaran perkembangan harga seperti harga bahan baku, biaya pembelian maupun perawatan alat serta pengemasan sangat perlu diperhatikan untuk menentukan harga jual dan strategi pemasaran yang akan dilakukan. Harga gula kristal tiap tahun berbeda – beda.


Berikut perkembangan BPP, HPP dan Harga Lelang Gula pada tahun 2008 – 2012 :
Tahun
Harga (Rp/kg)
BPP
HPP
HL
HK
2008
*)
5,000
5,255
6,539
2009
5,103
5,350
7,056
8,440
2010
6,246
6,530
7,723
8,691
2011
6,891
7,000
8,142
10,624
2012
7,902
8,100
10,982
13,123
Keterangan : BPP = Biaya Pokok Produksi gula petani; HPP = Harga Patokan Petani; dan HL = Harga Lelang gula; HK = Harga Konsumen; *) Tidak diperoleh Data BPP Tahun 2008
Dari segi perkembangan harga tergolong mengalami kenaikan harga yang cukup stabil.  Harga gula kristal sangat ditentukan oleh pasar dan kualitas produk. Gula kristal yang berwarna jernih harganya lebih mahal dibandingkan dengan gula kristal yang berwarna kecoklatan.
7.        Pesaing
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang/jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan. Analisa pesaing adalah usaha mengidentifikasi ancaman, kesempatan atau permasalahan strategis yang terjadi akibat perubahan persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Potensi persaingan produk gula kristal berbahan dasar nira kelapa dan pangan fungsional dapat ditinjau dari aspek persaingan produk gula sejenis. Persaingan produk gula kristal memang cukup tinggi dilihat dari banyaknya home industri gula kristal di sekitar kabupaten Banyumas yang menggunakan bahan baku pembuatan gula kristal yang berbeda, serta variasi rasa yang diberikan, seperti bahan baku gula kristal ada yang menggunakan nira kelapa dan menggunakan rempah-rempah yang lain, kemudian adanya variasi rasa dan kemasan.
Akan tetapi gula kristal yang berbahan dasar gula kelapa , dengan variasi tambahan jahe sebagai pangan fungsional, masih jarang ditemukan di pasaran dan gula Kristal ini merupakan produk baru yang dikembangkan di kabupaten Banyumas. Banyumas merupakan wilayah yang mudah untuk membudidayakan kelapa dan jahe, sehingga bahan baku yang dibutuhkan akan mudah didapat. Sehingga dapat diperkirakan bahwa produk gula kristal akan diproduksi merupakan produk yang dapat bersaing dipasaran dan berpotensi menjadi produk yang banyak dikonsumsi masyarakat sekitar sebagai pelengkap pengolahan makanan atau minuman manis kopi, teh dan susu, dan tidak hanya untuk oleh-oleh maupun hidangan pada acara tertentu. Hal ini juga didukung oleh kondisi persaingan pasar untuk home industri gula kristal bersifat statis, karena belum banyaknya inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha gula kristal baik dari segi proses, bahan baku, rasa dan kemasan yang digunakan.
Pada produk ini, kami mempunyai keunggulan dibandingkan gula kristal lainnya. Selain dari aspek rasa yang beraneka, kemasan yang kami tawarkan cukup simple dan unik dan bervariasi ukurannya untuk menarik para konsumen. Harga gula kristal  ini cukup terjangkau. Harga berkisar Rp 17.000/kg.
Potensi persaingan produk berbahan dasar gula kelapa dapat ditinjau dari aspek persaingan produk sejenis. Persaingan produk sejenis tidak terdapat persaingan yang begitu tinggi karena produk berbahan dasar gula kelapa halus yang ditambahkan pangan fungsional  merupakan produk baru yang dikembangkan di kabupaten Banyumas. Namun ada beberapa pesaing dari usaha ini yaitu gula kelapa, gula pasir, gula kristal dengan tambahan lainnya.



KONDISI PESAING
Kriteria
Pesaing I
Pesaing II
Produk
Gula kristal dengan tambahan kulit manggis dalam kemasan 300 g
Gula kristal dengan tambahan  dalam kemasan 250 g
Gula kristal dengan tambahan kulit manggis dalam kemasan 4000 g
Gula kristal dengan tambahan asam jawa dalam kemasan 1000 g
Harga
Dalam kemasan 300 g dengan harga Rp 4000
Dalam kemasan 250 g dengan harga Rp 6000
Dalam kemasan 4000 g dengan harga Rp 64000
Dalam kemasan 1000 g dengan harga Rp 7750
Promosi


Tidak melakukan promosi, hanya melalui penitipan prodak ke distributor (toko / warung)
Tidak melakukan promosi, hanya melalui penitipan prodak ke distributor (toko / warung)
Distribusi
Wilayah purwokerto, banyumas, eksport
Wilayah purwokerto, banyumas

8.        Kapasitas Produksi
Jumlah produk gula semut “Gendhis Jahe” yang kami produksi tergantung permintaan pasar. Target pasar kami dalam luar negeri meliputi Singapura, Selandia baru, Australia, Montana, Mongaria, Kanada, dan AS, serta dalam negeri meliputi swalayan dan supermarket daerah Cibitung, Semarang. Dalam 1 bulan ini menghasilkan 8-10 ton. Bisa juga menghasilkan 16 ton, dengan berat kemasan 2,5 gram, 300 gram, 1kilogram dan 20 kilogram. Kemasan 2,5 gram untuk konsumsi siap seduh, sedangkan kemasan 20 kilogram untuk ekspor ke luar negeri.kemasan 2,5 gram, 300 gram dan 1 kilogram dipasarkan di Cibitung dan Semarang.

9.        Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Philip Kotler (2003) adalah pendekatan rata-rata yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai keberhasilan pemasaran. Untuk itu, ada 4 hal yang perlu diperhatikan yang dikenal sebagai 4P, yaitu: product, price, promotion, dan place.
1.    Produk (Product)
Dalam pemasaran, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi produk adalah suatu strategi yang berkaitan dengan produk yang akan diproduksi dan dipasarkan oleh suatu perusahaan, sehingga strategi yang tepat akan dapat menjadikan produk lebih unggul daripada dengan produk saingannya. Menurut Subagyo (2007), spesifikasi produk ditentukan sebagai standar kualitas. Standar kualitas ini meliputi bahan baku yang akan digunakan, proses pembuatan, ukuran, warna, rasa, tekstur, bentuk, dsb.
Strategi produk yang biasa digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan suatu produk adalah sebagai berikut.
·           Menciptakan Merk
Merk merupakan hal terpenting yang digunakan sebagai pengenal suatu produk yang ditawarkan. Merk yang akan digunakan untuk produk gula kristal adalah “Gendhis Jahe”.
·           Menciptakan Kemasan
Kemasan merupakan pembungkus suatu produk sekaligus meningkatkan daya tarik produk. Untuk menciptakan kemasan, diharuskan memenuhi berbagai persyaratan, seperti kualitas kemasan, bentuk, warna dll. Kemasan luar yang digunakan dibuat menarik, dilengkapi oleh label yang berisi informasi mengenai produk seperti nama produk, nama industri atau produsen, alamat industri, ijin usaha, rasa, berat bersih dan batas kadaluarsa, pencantuman sertifikasi mutu dan instansi atau badan yang berwenang juga sangat membantu bagi pembeli untuk menjamin mutu barang.
2.    Harga (Price)
Harga merupakan aspek dalam strategi pemasaran yang dapat memberikan penghasilan bagi suatu industri, juga dapat mempengaruhi penilaian serta ketertarikan konsumen terhadap produk.
Strategi penetapan harga produk dilakukan sebelum produk dipasarkan. Harga jual produk akan ditetapkan berdasarkan analisis biaya produksi, biaya operasional, transportasi dan promosi serta laba yang diharapkan. Besarnya biaya produksi sangat tergantung pada beberapa variabel seperti bahan baku, tenaga kerja, alat dan bahan produksi, besarnya investasi, perawatan, penyusutan dan kondisi pasar.
Berdasarkan analisis tersebut, harga jual untuk produk Gendis Jahe ini akan dijual dengan harga Rp 18.000,-/kg.
3.    Promosi (Promotion)
Menurut Stanton (1996), promosi merupakan kombinasi dari penjualan operasional, tenaga penjualan (penjual/sales), serta kehumasan yang dapat membantu suatu industry/perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran.. Sedangkan menurut Kotler (2003), promosi adalah semua kegiatan dimana perusahaan berusaha untuk berkomunikasi dan mempromosikan produknya. Promosi dikatakan berhasil jika promosi tersebut membuat konsumen dan/atau calon pembeli mengetahui informasi produk, mengenal produk, mempercayai produk serta memutuskan untuk membeli dan menggunakannya. Beberapa cara promosi yang akan digunakan untuk produk Gendhis Jahe adalah dengan cara membagikan sample ke beberapa calon pembeli, memasang iklan di internet, serta promosi dari mulut ke mulut.


4.    Tempat (Place)

Cara pendistribusian produk Gendhis Jahe adalah secara langsung kepada para calon pembeli, seperti pedagang-pedagang besar di pasar dan para perumah tangga. Sistem distribusi untuk produk ini direncanakan dengan menggunakan sistem distribusi langsung. Hal ini disebabkan karena saluran tidak terlalu panjang sehingga mudah untuk mengontrol harga dan mutu produk yang dijual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar