TUGAS TERSTRUKTUR
MAKALAH KIMIA DASAR II
“POLIMER KARET DAN NILON”

Oleh
:
Risqiyatul
Jannah
A1M012016
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM
STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah “Polimer Karet Alam dan Nilon” untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliyah
Kimia Dasar II.
Saya telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Namun, sayai juga mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini yang kurang berkenan di hati para
pembaca. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah
ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita semua.Amin.
Purwokerto, 13 Juni 2013
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Polimer, merupakan ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis.Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan
yang baik tentang konsep-konsep dasar polimer, guna dapat memahami
dan mengembangkan ilmu polimer.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul
yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya
berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer
alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam
dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata,
tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia
mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali
dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah
berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil,
transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak
dan produk-produk industry lainnya.
Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan
internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga
menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti
anggota suku ara-araan (misalnya beringin),
sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion.
Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan
mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam dikarboksilat ,
sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing monomer dalam
proses analog dengan polipeptida biopolimer .
Karet
dan nilon sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu dalam makalah
ini akan mengulas contoh polimer alami dan buatan, yakni karet dan nilon.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun
permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Apayang diketahui dan contohnya tentang
karet alam?
3. Apa yang diketahui dan contohnya tentang
nilon?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Memberi
penjelasan tentang polimer
2. Mengetahui tentang karet alam
3. Mengetahui tentang nilon
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah ini:
1. Mempertajam
analisa penulisan.
2. Memahamibagaimana
cara penulisan makalah
3. Mengetahui
isi tentang karet alam dan nilon
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
POLIMER
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekl
yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya
berbeda akan menghasilkan kopolimer.
Polimerisasi adalah
reaksi pembentukan rantai polimer organik yang panjang dan
berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisi-kondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap.
Bentuk lain dari polimerisasi adalah polimerisasi membuka cincin yang serupa dengan
polimerisasi rantai. Polimer alamiah mencakup protein seperti sutera,enzim dan
serat otot. polimer disebut juga makromolekul. Polimer adisi contohnya:
polietilena, teflon, PVC, PVA dan PMMA. Polimer kondensasi
contohnya :nilon, kevlar, silicon rubber, dan poliester.
Dari
berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan
berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomer, sifatnya terhadap panas dan
reaksi pembentukannya.
1. Polimer Alam
Polimer alam adalah
polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Polimerisasi
|
Contoh
|
1.
|
Pati/amilum
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Biji-bijian,
akar umbi
|
2.
|
Selulosa
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Sayur,
Kayu, Kapas
|
3.
|
Protein
|
Asam
amino
|
Kondensasi
|
Susu,
daging, telur, wol, sutera
|
4.
|
Asam
nukleat
|
Nukleotida
|
Kondensasi
|
Molekul
DNA dan RNA (sel)
|
5.
|
Karet
alam
|
Isoprena
|
Adisi
|
Getah
pohon karet
|
2. Polimer sintesis
Polimer sintesis
atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat
oleh manusia
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Terdapat pada
|
1.
|
Polietena
|
Etena
|
Kantung,
kabel plastik
|
2.
|
Polipropena
|
Propena
|
Tali,
karung, botol plastik
|
3.
|
PVC
|
Vinil
klorida
|
Pipa
paralon, pelapis lantai
|
4.
|
Polivinil
alcohol
|
Vinil
alcohol
|
Bak
air
|
5.
|
Teflon
|
Tetrafluoroetena
|
Wajan
atau panci anti lengket
|
6.
|
Dakron
|
Metil
tereftalat dan etilena glikol
|
Pipa
rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
|
7.
|
Nilon
|
Asam
adipat dan heksametilena diamin
|
Tekstil
|
8.
|
Polibutadiena
|
Butadiena
|
Ban
motor
|
9.
|
Poliester
|
Ester
dan etilena glikol
|
Ban
mobil
|
10.
|
Melamin
|
Fenol
formaldehida
|
Piring
dan gelas melamin
|
11.
|
Epoksi
resin
|
Metoksi
benzena dan alcohol sekunder
|
Penyalut
cat (cat epoksi)
|
B.
KARET
1. Deskrispsi

Karet adalah
polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber
utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga
menghasilkan getah lateks dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti
anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan (misalnya getah
perca dan sawo
manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II,
sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi kekosongan pasokan karet dari para.
Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen
karet (chicle). Karet industri sekarang dapat
diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri perkaretan.
Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah
pohon karet(atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia
(sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh
lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea
Brasiliensis (Euphorbiaceae).
Karet
alam berasal dari pohon Para (Hevea brasiliensis). Struktur botani
tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :
•
Divisi: Spermatophyta
•
Subdivisi: Angiospermae
•
Kelas: DicotyledonaeOrdo: Euphorbiales
•
Famili: Euphorbiaceae
•
Genus: Hevea
•
Spesies: Hevea brasiasiliensis
Pada
dasarnya karet tidak hanya dapat diperoleh dari pohon Para (Hevea brasiliensis)
namun oleh karena pohon Para merupakan tanaman yang paling banyak ditanam
khususnya ditanam di kawasan Asia Tenggara yang notabene merupakan kawasan
penghasil karet alam terbesar dunia maka pohon Para identik dengan Pohon Karet.
Selain pohon Para , ada juga pohon – pohon jenis lainya yang dapat menghasilkan
lateks.
2. Karakteristik
Karet alam memiliki sifat-sifat
unggul dan sifat-sifat yang lemah sbb :
1.
Karet alam bersifat keras dan elastis, tetapi akan melunak
dan lengket bila berada pada suhu yang tinggi dan mengeras dan padat pada suhu
rendah.
2.
Warnanya agak
kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan berat
jenis 0,91-093
3.
Spesifik gravity nya 0.915.
4.
Memiliki daya elastisitas tinggi.
5.
Memiliki ketahanan terhadap daya gesek dan kekuatan tensil
rendah.
6.
Tidak dapat larut dalam air, acetone, alkali.
7.
Larut dalam larutan ether, carbon disulphide, carbon
tetrachloride, turpentine dan minyak tanah.
8.
Bila karet alam divulkanisasi akan memiliki sifat-sifat
seperti tabel dibawah.
9.
Vulkanisasi karet alam dilakukan dengan memanaskan karet
alam dan dicampur dengan (5%-8% belerang), zinc oxide (5%) dan accelerator
(0.5%-1%) pada suhu 400-440 Kelvin sekitar setengah jam. Semakin banyak
belerang / sulfur ditambahkan maka karet akan semakin keras.
Karet Alam
|
Karet Alam Yang telah Di Vulkanisasi
|
Lunak dan lengket
pada suhu tinggi
|
Keras dan tidak
lengket pada suhu tinggi
|
Kekuatan tensil rendah dan tidak kuat
|
Kekuatan tensil tinggi dan kuat
|
Daya pegas rendah
|
Daya pegas tinggi
|
Hanya dapat
digunakan pada temperatur 10 to 60 derajat celcius.
|
Dapat digunakan pada temperature dari (minus) -40
sampai 100 derajat Celcius
|
Resisten terhadap
Abrasi Rendah
|
Resisten Terhadap
Abrasi Tinggi
|
Menyerap Banyak
Air
|
Menyerap
Sedikit Air
|
Dapat cair
di larutan ether, carbon disuphide, carbon tetrachlo ride, petrol dan
turpentine
|
Tidak dapat
dilarutkan pada larutan biasa
|
3. Varietas Tanaman Karet
Nama Spesies
|
Nama Panggilan
|
Area Distribusi
|
Castilloa elastica Sessé
Dan Solidago
|
Pohon Karet Panama (Panama
Rubber tree)
|
AMERICA (Mexico; Central
America; Western South America)
Tumbuh di daerah Tropis. |
Ficus vogelii (Miq.) Miq.
|
Pohon Karet Afrika Baret
(West Africa rubber tree)
|
AFRICA (Macaronesia; Northeast
Tropical Africa; East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West
Tropical Africa; South Tropical Africa; South Africa; Western Indian Ocean)
|
Funtumia africana (Benth.)
Stapf
|
Pohon Karet Lagos silk
(Logos silk rubber tree)
|
AFRICA (East Tropical Africa;
West-Central Tropical Africa; West Tropical Africa; South Tropical Africa)
|
Hevea brasiliensis (Willd. ex
Adr. Juss.) Muell. Arg.
|
Pohon Karet/ Pohon Para
(Rubber tree)
|
SOUTHERN AMERICA (Brazil;
Bolivia; Colombia ; Peru) SOUTHEAST ASIA
(Thailand,Indonesia,Malaysia,Vietnam,Laos,Combodia,Philipine)
INDIA , CHINA |
Holarrhena floribunda (G. Don)
Durand & Schinz
|
Pohon karet False (False
rubber tree)
|
AFRICA (West-Central Tropical
Africa; West Tropical Africa)
|
Funtumia elastica dan
Landolphia kirkii
|
-
|
AFRICA (Northeast Tropical
Africa; East Tropical Africa; West-Central Tropical Africa; West Tropical
Africa)
juga ditanami di daerah lain. |
Ficus elastica
|
Tanaman Karet India (Indian
rubber plant )
|
ASIA-TROPICAL(India; China; Malaysia,Coastal
Sothern California)
widely cultivated elsewhere |
Parthenium argentatum
|
Guayule
|
NORTHERN AMERICA
(South-Central U.S.A.; Mexico) |
Palaquium gutta dan
Palaquium
oblongifolia
|
Gutta-Percha
|
Malaysia, South Pacific
and South America
|
Taraxacum koksahgyz and
Taraxacum officinale
|
Russian dandelion
|
ASIA-TEMPERATE
Former Soviet Union; China |
Source:
UNCTAD secretariat (Links: USDA, NRCS. 2005. The PLANTS Database, Version 3.5.
Data compiled from various sources by Mark W. Skinner. National Plant Data
Center, Baton Rouge, LA 70874-4490 USA).
4. Jenis dan Manfaat Karet Alam
a. Karet Alam Konvensional
Karet
adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya
Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses
tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing
kepala. Jenis-jenis karet sebagai berikut :
1.
Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa
lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.
2.
White crepe dan pale crepe adalah
jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada yang tebal dan tipis.
3.
Estate brown crepe adalah jenis crepe yang
berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau
estate.
4.
Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat
dari bahan lump, scrap pohon, potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.
5.
Thin brown crepe
remilis adalah crepe
coklat yang tipis karena digiling ulang.
6.
Thick blanket crepes
ambers adalah crepe
blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet
tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat
yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.
7.
Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth
rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum
diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam
8.
Pure smoked blanket
crepe adalah crepe
yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari RSS,
termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa pemotongan RSS.
Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.
9.
Off crepe adalah crepe yang tidak
tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak dibuat melelui proses pembekuan
langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan dari contoh-contoh sisa
penentuan kadar karet kering, lembaran-lembaran RSS yang tidak bagus
penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang
banyak mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.
b. Lateks Pekat
Lateks
pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran
atau padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui
proses pendadihan atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau
centrifuged lateks. Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan
bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
c. Karet bongkah (block rubber)
Karet
bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi
bandela-bandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang
berwarna muda dan setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
d. Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)
Karet
spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau
penilaian visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet
sheet, crepe maupun lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini
e. Tyre rubber
Tyre rubber
adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi
sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau
barang yang menggunakan bahan baku karet alam lainnya.
f. Karet reklim (reclaimed rubber)
Karet
reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas,
terutama ban-ban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh
dibilang karet reklim dalah suatu hasil pengolahan scrap yang sudah
divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai sebagai bahan campuran sebab
bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya lekat yang dimilikinya
C.
NILON
1.
Sejarah
Nilon
Nilon
merupakan suatu keluarga polimer sintetik yang diciptakan pada 1935 oleh
Wallace Carothers di DuPont. Produk pertama adalah sikat gigi ber-bulu nilon
(1938), dilanjutkan dengan produk yang lebih dikenal: stoking untuk wanita pada
1940. Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida
(ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida (PA). Nilon merupakan
polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetik
pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air, dan udara.
Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah, yang
selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang.
Bahan ini ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk menggantikan sutra sebagai bahan parasut setelah Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II pada 1941, yang menyebabkan stoking sulit diperoleh sampai perang berakhir.
Bahan ini ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk menggantikan sutra sebagai bahan parasut setelah Amerika Serikat memasuki Perang Dunia II pada 1941, yang menyebabkan stoking sulit diperoleh sampai perang berakhir.
2.
Deskripsi
Nilon

Nilon
adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari
sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada
kedua ujung masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida
biopolimer . elemen kimia termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan
oksigen . Akhiran numerik menentukan jumlah karbon yang disumbangkan oleh
monomer-monomer, sedangkan diamina pertama dan kedua diacid. Varian yang paling
umum adalah nilon 6-6 yang mengacu pada fakta bahwa diamina ( heksametilena
diamina , IUPAC Nama: heksana-1 ,6-diamina ) dan diacid ( asam adipat , IUPAC
Nama: asam hexanedioic ) masing-masing menyumbangkan 6 karbon untuk rantai
polimer. Seperti biasa lainnya kopolimer seperti poliester dan poliuretan ,
terdiri dari satu monomer masing, sehingga mereka bergantian dalam rantai
tersebut. Karena setiap monomer dalam kopolimer ini memiliki sama kelompok
reaktif pada kedua ujungnya, arah dari ikatan amida membalikkan antara
masing-masing monomer .Di laboratorium, nilon 6-6 juga dapat dibuat dengan
menggunakan klorida adipoyl bukan adipat.
Nilon
5.10, terbuat dari pentamethylene diamina dan asam sebasat, dipelajari oleh
Carothers bahkan sebelum nilon 6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih
mahal untuk membuat. Sesuai dengan konvensi penamaan, “nilon 6,12″ (N-6, 12)
atau “PA-6, 12″ adalah kopolimer dari 6C diamina dan diacid 12C. Demikian pula
untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll nilon lain meliputi asam dikarboksilat
dikopolimerisasi / diamina produk yang tidak didasarkan pada monomer yang
tercantum di atas. Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi
dengan penambahan diacids seperti asam tereftalat (→ Kevlar , Twaron ) atau
asam isoftalat (→ Nomex ), lebih umumnya terkait dengan poliester. Ada
kopolimer dari, N-6 6/N6; kopolimer N-6, 6/N-6/N-12, dan lain-lain. Karena cara
poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan terbatas pada bercabang, rantai
lurus. Tapi “bintang” nilon bercabang dapat diproduksi oleh kondensasi asam
dikarboksilat dengan poliamina memiliki tiga atau lebih gugus amino .
3.
Karakteristik
Nilon
a.
Sifat
Nilon
·
Variasi
kilau: nilon memiliki kemampuan untuk menjadi sangat berkilau, semilustrous
atau membosankan.
·
Durabilitas:
serat yang tinggi keuletan digunakan untuk sabuk pengaman, ban tali, kain
balistik dan penggunaan lainnya.
·
Elongasi
tinggi
·
Ketahanan
abrasi yang sangat baik
·
Sangat
tangguh (kain nilon yang panas-set)
·
Membuka
jalan untuk memudahkan perawatan pakaian
·
Resistensi
tinggi terhadap serangga, jamur, hewan, serta bahan kimia cetakan, jamur,
membusuk dan banyak
·
Digunakan
dalam karpet dan stoking nilon
·
Mencair
bukan terbakar
Transparan
terhadap cahaya inframerah (-12dB)
b.
Parameter
Nilai
·
Titik
lebur 363-367oF
·
Kekerasan
rockwell 106
·
Konduktivitas
termal 2,01 BTU di/fthoF
·
Panas
laten difusi 35,98 BTU/lb
·
Koefisien
ekspansi linier 5,055 x 10-5 /OF
·
Kekuatan
tarik pada hasil 4496-4786 psi
·
Koefisien
gesekan 0,10-0,30
·
Kepadatan
1,15 g/cm3
·
Konduktivitas
listrik 10-12 S/m
4. Reaksi Pembuatan Nilon
Polimer Kondensasi
Polimer
kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau
monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai
dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di
dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara
adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk
akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari
atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua
gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya
dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.
Dalam
polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung
dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Kondensasi
terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam adipat
yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut jumlah
atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam gambar ini, ada enam atom karbon di
setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut nylon 66.
Pembuatan
Nylon 66 yang sangat mudah di laboratorium.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Contoh lain dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.
Monomer
yang dapat mengalami reaksi polimerisasi secara kondensasi adalah
monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi, seperti gugus -OH; -COOH; dan NH3.
5. Aplikasi Penggunaan Nilon
a.
Industri
Benang

b.
Tekstil
Nylon 6 digunakan secara luas dalam
industri tekstil untuk memproduksi kain non-woven.Kain yang terbuat dari nilon
6 adalah warna-warni dan ringan namun kuat dan tahan lama. Contoh pakaian
:kemeja, gaun, Kaus kaki, Pakaian dalam wanita, Jas hujan, Pakaian Ski, Jaket,
Pakaian renang, dll
c.
Penyerapan
UV
Nylon 6 film plastik sering
diproduksi dengan kapasitas serapan UV, sebuah properti yang bermanfaat
signifikan dalam pengendalian penyakit virus menular .Industri lain yang
menggunakan nilon 6 film untuk serapan UV yang meliputi rekayasa, medis, dan
pertanian.
d. Perlengkapan Rumah
Alas tidur, karpet, atap dan
perkakas rumah lainnya.
e.
Peralatan
Industri
Tali Ban, Pipa karet, Alat pengangkutan
Dan Ikat pinggang di pesawat, Parasut, Dawai-Dawai Raket, Tali temali dan
jaring, kantong tidur, kain terpal, tenda, benang, bulu sikat gigi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul
yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya
berbeda akan menghasilkan kopolimer.
2. Karet adalah polimerhidrokarbon
yang terkandung pada lateks
beberapa jenis tumbuhan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah ban, ,
beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan
goncangan.
3. Nilon adalah kopolimer kondensasi
dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah diamina dan asam
dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masing-masing
monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . elemen kimia
termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen. Contoh aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari untuk industri benang, tekstil, perlengkapan rumah,
peralatan industry.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Reece-Mitchel. 2002. Biologi edisi kelima
jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Heddy, S.
1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Fessenden,
Ralph J. 1986. Kimia Organik edisi
ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pine, Stanley H. 1988.Kimia Organik II terbitan keempat. Bandung: Penerbit ITB.
Purba, Michael.
2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Suseno,
Rs. Suwarti.1989. Pedoman Teknis
Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Bogor: Balai
Penelitian Perkebunan Bogor.
Tjitrosoepomo,
H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press.Yogyakarta.
Zuhra,
Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis
Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara. Medan.